Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Semangat Anak Selama Belajar dari Rumah Harus Dijaga

Gana Buana
12/11/2020 03:25
Semangat Anak Selama Belajar dari Rumah Harus Dijaga
Afika, salah satu pegawai perusahaan swasta menyelesaikan pekerjaan dan anaknya belajar di rumah, Jakarta, beberapa waktu lalu.(MI/Ramdani)

MENUMBUHKAN semangat Belajar dari Rumah (BDR) selama masa pandemi covid-19 nyatanya bukan hal yang mudah. Apalagi, untuk anak usia dini dan anak pendidikan dasar. Faktor eksternal justru mempengaruhi kesuksesan sang peserta didik dalam melalui BDR selama masa pandemi.

Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Widyo Winarso menyampaikan, untuk menumbuhkan dan mempertahankan semangat belajar bagi peserta didik selama masa BDR itu harus disesuaikan dengan gradasi usia dan jenjang pendidikan. Karena penanganannya pun ada kurvanya.

“Semakin tinggi variabel maka penentu dari luar akan semakin sedikit. Namun sebaliknya, semakin rendah maka faktor penentu dari luar akan semakin besar,” jelas Widyo kepada Media Indonesia, kemarin.

Widyo mengatakan, ada empat variabel penentu. Pertama, karakter individu, hal ini yang amat menentukan bagaimana proses belajar tetap terlaksana selama BDR.

Kedua lingkungan, terutama orangtua. Pola asuh orangtua menentukan karakter dari anak. Saat di rumah diapresiasi, maka anak akan tumbuh dengan percaya diri. Namun, bila tidak diapresiasi di luar mereka juga akan tumbuh dengan pribadi yang berbeda.

“Semua unsur harus dilihat mulai dari kesehatan anak, fisik, intelektual, dan sebagainya. Lingkungan amat menentukan bagi si anak,” jelas dia.

Ketiga, lanjut dia, ialah fasilitas. Misalnya koneksi internet hingga kebijakan sekolah yang spesifik. Tentunya fasilitas penunjang belajar amat menentukan kemudahan siswa belajar.

Dengan adanya fasilitas lengkap didukung dengan kebijakan sekolah yang juga berpihak dengan situasi pandemi seperti saat ini, hal itu akan berimbas pada hasil belajar peserta didik.

“Keempat adalah sikap orangtua yang memotivasi. Apabila orangtua sadar pendidikan dan mengerti bagimana menyikapi dan memotivasi, bukan malah menambah beban pasti semangat ini akan tumbuh.

Menurut Widyo, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan saat ini bukan hal yang baru, tetapi memang harus dimasyarakatkan lebih masif. Agar persentase kesuksesan PJJ lebih besar dan akhirnya sejajar dengan tatap muka.

“Kalau sudah jadi kebiasaan tentu ekosistem pendidikan mendukung,” ujarnya.

Sejauh ini, kata Widyo, yang diupayakan pemerintah sudah bagus. Bahkan, ia menilai sudah amat maksimal. Dengan memberikan modul dari berbagai media, serta memberikan bantuan kuota internet untuk belajar.

Menurut Widyo, kondisi ini memang merupakan kesempatan baru bagi transformasi perguruan tinggi. Utamanya bagi dosen dalam mendidik, mengembangkan penelitian, dan teknologi.

“Tapi kompetensi yang lain itu tetap tidak boleh dilupakan, kita kembangkan berbagai program untuk men-compliment pembelajaran daring ini,” lanjut dia.

“Pemerintah sudah bagus memberikan bantuan, tinggal orangtua, guru, dan sekolah juga ikut membantu agar program ini berjalan lancar hingga masa pandemi selesai,” lanjut dia.

Sementara, pendiri Ayo Dongeng Indonesia Ariyo Zidni mengatakan, untuk menumbuhkan semangat belajar selama BDR di masa pandemi, harus dimulai dari orangtua terlebih dahulu. Orangtua harus memahami kebiasaan anaknya selama di sekolah.

“Nah, mulai dari situ dulu, anaknya usia berapa kemudian mereka sehari-hari seperti apa. Itu akan mempengaruhi pendekatan dari orangtua. Misalnya seperti anak Play Group, fokusnya di sekolah kan bermain, lalu tiba-tiba berubah drastis tentu akan membuat mereka jadi tidak mau ikut aturan, cranky atau bahkan merubah suasana hati mereka,” jelas Ariyo.

Kedua, kata dia, dengan memahami kebiasaan anak selama belajar offline di sekolah, orangtua akan mengetahui bagaimana kebiasaan yang harus diberikan selama belajar di rumah bersama orangtuanya.

“Ketiga, orangtua juga jangan memosisikan diri sebagai orang yang tahu segalanya. Meskipun pada akhirnya mereka tidak tahu namun sebaiknya mengajak anak untuk mencari tahu,” kata dia.

Selain itu, mereka juga harus memahami bahwa anaknya juga cerdas. Apabila mereka melakukan kesalahan harusnya dikomunikasikan dengan berulang dengan kata yang sederhana.

“Misalnya beritahu, kalau saat ini keadaannya berbeda, sedang belajar di rumah saja. Sekolah sama bapaknya dan ibunya dulu. Nah, kalau sudah terbiasa timbal baliknya enak,” tambah dia.

MI/Agung Wibowo

Murid SDN Rawabuntu 3, Serpong, Tangerang Selatan mengikuti upacara secara virtual.

 

Kepala Pusat Penguatan Pendidikan Karakter (Puspeka) Hendarman mengatakan, perlu ada upaya terutama oleh orangtua untuk bisa menciptakan suasana BDR yang menyenangkan.

“Jalin komunikasi yang baik antara orangtua, anak, dan pihak sekolah, dalam hal ini guru,” kata dia.

Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya agar proses pembelajaran dapat terus berjalan dengan baik di masa pandemi. Untuk itu Kemendikbud memiliki Program BDR yang ditayangkan setiap hari di televisi nasional TVRI.

Kemendikbud juga mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang menyebutkan bahwa penuntasan kurikulum tidak diwajibkan.

Kemendikbud juga telah meluncurkan kurikulum khusus untuk pembelajaran di masa darurat. Untuk mengurangi risiko hilangnya pengalaman belajar, Kemendikbud juga meluncurkan modul yang dapat dimanfaatkan oleh guru, orangtua, dan siswa.

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga telah meresmikan kebijakan bantuan kuota data internet tahun ini. “Kebijakan ini diharapkan dapat membantu akses informasi bagi guru, siswa, mahasiswa, dan dosen dalam menjalani PJJ selama masa pandemi,” tandas dia. (Gan/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya