Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Indonesia Sangat Bergantung pada Uji Klinis Sinovac

Insi Nantika Jelita
10/8/2020 13:50
Indonesia Sangat Bergantung pada Uji Klinis Sinovac
Seorang dokter menunjukkan kotak berisi vaksin dari Sinovac Biotech di Sao Lucas Hospital, Porto Alegre, Brasil(AFP/SILVIO AVILA)

Indonesia melalui PT Biofarma telah memilih vaksin covid-19 yang dikembangkan perusahaan biofarmasi Sinovac Biotech Ltd dari Tiongkok.

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif menyebut Indonesia sangat bergantung terhadap tahap uji klinis fase III vaksin pertama yang diterima Indonesia. Pasalnya, jika perusahaan bioteknologi AS Moderna berhasil duluan lakukan uji klinis, Indonesia tidak bisa mendapatkan vaksin covid-19 itu.

"Kita sangat tergantung pada hasil uji klinis ini. Jika Moderna duluan selesai, Indonesia tidak bisa mendapatkan vaksin dari Moderna. Alasannya karena produksinya untuk negara yang sudah bayar DP (uang muka)," terang Syahrizal kepada mediaindonesia.com, Senin (10/8).

Saat ini, lanjutnya, berbagai negara sedang berlomba untuk menyelesaikan uji klinis fase III vaksin covid-19.

Baca juga: YLKI Tuding Pejabat Publik Picu Munculnya Obat Covid-19 Abal-Abal

"Amerika Serikat sudah memberikan uang muka terhadap seluruh pabrik yang memproduksi vaksin covid-19 tersebut, sehingga siapa pun yang duluan selesai, maka produksi tiga bulan pertama hanya untuk Amerika Serikat," jelas Syahrizal.

WHO mengatakan penularan covid-19 akan lama di dunia. Menurut Syarizal, ini sebenarnya mengacu pada negara-negara miskin yang tidak mampu memiliki akses kesehatan.

"Apalagi membeli vaksin. Negara-negara kaya dan menengah, dalam waktu dua tahun setelah vaksin dipasarkan dapat mengendalikan wabah," tukasnya.

Syahrizal menambahkan memang ada kompetisi yang ditunggu hasilnya. "Semua negara saat ini, terutama negara maju, mengantungkan harapan pada keberhasilan vaksin," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya