Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KETUA Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia Agung Laksamana membagikan pengalamanya soal kemampuan apa yang harus dimiliki seorang humas public relation (PR) terhadap bosnya atau CEO.
"Kita harus memahami kira-kira CEO kita karakternya seperti apa. Menjadi PR kita harus mengetahui CEO kita dengan baik dan pintar beradaptasi. Tidak bisa dipukul rata. Understand your CEO," kata Agung dalam webinar 'What CEO Wants from PR' di Jakarta, Kamis (9/7).
Ia mencontohkan, CEO atau sosok pemimpin seperti Joko Widodo. Agung nengatakan bahwa seorang Jokowi menginginkan humasnya itu cakap mengatur agenda setting, lalu harus bisa bekerja secara cepat.
"Pak Jokowi ingin humasnya bekerja akurat, berkolaborasi baik, tidak boleh ada ego sektoral. Jadi antara Jokowi sebagai CEO dan pemimpin memiliki ekspektasi yang sama soal humasnya. Know your CEO kuncinya," jelas Agung.
Baca juga : Kapal Hemat Energi Mahasiswa UI Terfavorit di Lomba Kelas Dunia
Ia juga mengungkapkan soal mantan CEO Apple Steve Jobs. Menurutnya, isi pikiran Steve difokuskan soal profit, investasi, inovasi dan lainya. Sementara, humas sibuk dengan event, media, digital.
"PR harus belajar bahasa CEO seperti bisnis, biar nyambung dan bekerjasama dengan baik," kata Agung.
Berkiprah di dunia humas selama 20 tahun, Agung mengatakan profesi PR saat ini sudah menjadi profesi global. Profesi PR ini sudah berevolusi jauh dan dihadapkan pada berbagai multi-tantangan.
Menurutnya, profesional PR merupakan orang-orang yang memiliki fleksibilitas tinggi, loyalitas, serta berperan sebagai good adviser sekaligus brand polisheruntuk CEO dan perusahaan. (OL-7)
Pemerintah lakukan monitoring isu media sosial untuk susun strategi komunikasi publik
Pada setiap kelasnya, peserta juga diajak peduli kepada isu-isu sosial kemanusiaan, serta melakukan langkah nyata melalui kerja sama dengan platform formal.
Chatbot generasi terbaru yang sudah masuk dengan generative AI dan ditempel oleh ChatGPT.
PRAKTISI humas pemerintah dapat memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generative secara optimal. Hal ini menjadi solusi cara menyampaikan pesan.
LLDikti Wilayah III bersama Universitas Esa Unggul menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Transformasi Kehumasan di Era Digital: Strategi dan Kolaborasi Masa Depan.
Perhatian publik tertuju pada kebijakan Tapera saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved