Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
GONJANG ganjing dunia sastra lima tahun terakhir akibat pro dan kontra kelahiran puisi esai, dan semakin banyaknya penulis senior mengangkat isu sosial melaui puisi esai, serta semakin populernya puisi esai ke tingkat negara ASEAN, telah menarik perhatian Asosiasi Guru Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia (AGBSI).
Asosiasi ini merupakan himpunan guru yang mengajar bahasa dan sastra di aneka sekolah SLTA dan SLTP di seluruh Indonesia. Dalam rangka menggairahkan pemahaman sastra para guru, dan mengajak masyarakat memahami isu sosial melalui sastra, AGBSI menginisiasi lomba kritik sastra puisi esai.
Lomba itu terbuka bagi semua guru bahasa dan guru sastra di semua tingkatan, baik SLTA dan SLTP. Buku yang dikritik sengaja dipilih karya pelopor puisi esai itu sendiri.
Selama ini, Denny JA dikenal sebagai konsultan politik yang acap mendapat penghargaan dunia. Ternyata Denny JA juga seorang inovator dan penulis puisi esai yang produktif. Empat karya sastra Denny JA menjadi topik lomba untuk dikritik.
Baca juga: BNPB Minta Masyarakat Ikut Antisipasi Karhutla
Pertama, Atas Nama Cinta. Puisi esai ini berkisah soal aneka diskriminasi dalam sejarah Indonesia. Kedua, Kutunggu Kau di Setiap Kamisan. Buku ini tentang aksi kamisan di seberang istana yang mencari keluarga hilang. Ketiga, Jiwa Yang Berzikir. Buku ini soal pencarian identitas dengan konteks 30 Juz Alquran. Dan keempat, Roti untuk Hati. Ini kumpulan renungan filsafat hidup.
Karya Denny JA sudah dibahas oleh pakar mancanegara. Kritikus beberapa negara pernah secara khusus mendiskusikannya dalam seminar di Malaysia. Seminar atas karya Denny JA di Malaysia sudah pula diterbitkan menjadi buku.
Beberapa karya puisi esai Denny JA telah pula difilmkan untuk film pendek pendidikan oleh sutradara Hanung Brahmantyo.
Lomba itu berhadiah total Rp57 juta. Dan akan ditutup pada 20 Juni 2019.
“Saya menyambut baik lomba ini. Saatnya puisi esai juga menjadi kajian kritik sastra. Sejak lima tahun terakhir, sudah terbit hampir seratus buku puisi esai yang ditulis oleh ratusan penulis dari Aceh, hingga Papua, bahkan mancanegara,” ujar Denny JA dalam keterangannya, Sabtu (15/6).
Lomba kritis sastra puisi esai kini memasuki tahap akhir. (RO/OL-9)
Jabarano menghadirkan kolaborasi 9 pegiat kreativitas di cafe ketiganya di Jabarano Coffee-Kuda Lumping 3.0 Laswi, di Jalan Laswi, Kota Bandung.
GRUP Seni Tarawangsa Pusaka Sunda Lugina dari Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses membawa kesenian Tarawangsa ketiga panggung internasional di Eropa.
DUA kesenian tradisional masyarakat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kemendikbud-Ristek.
Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing.
Akses terhadap seni masih belum menyeluruh dan mayoritas masyarakat Indonesia masih memandang rendah terhadap bidang ini.
Workshop dan Galeri Kaligrafi Lengkong membuktikan bahwa warisan budaya bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik.
sastrawan memiliki peranan penting dalam menularkan dan menggerakkan kesadaran masyarakat untuk bergerak bersama menciptakan perdamaian dan keadilan
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan dua perpustakaan di Rusia.
BAGAIMANA Syahrazad menyembuhkan pria edan yang berkuasa? Hikayat Seribu Satu Malam memberitahu kita: melalui cerita.
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menawarkan ekosistem pendidikan yang menarik bagi mahasiswanya.
SEJUMLAH masukan terus datang terkait keputusan memasukkan berbagai karya sastra ke dalam Kurikulum Merdeka. Kemendikbud Ristek menyambut baik setiap masukan dan siap untuk meresponsnya.
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan dengan tegas agar Nadiem Anwar Makarim tidak kebablasan dan ugal-ugalan memimpin dan mengelola Kemendikbud Ristek
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved