Restorasi Gambut Libatkan Warga

UPAYA restorasi gambut di tanah Papua akan difokuskan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga sekaligus memanfaatkan gambut. Pemberdayaan masyarakat diharapkan mendorong terjaganya gambut sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Papua itu unik karena gambutnya luas sekali dan kondisi gambutnya masih relatif lebih baik. Presiden memberi perhatian mengenai gambut Papua dengan memperhatikan kondisi masyarakat dan daya dukung lingkungan agar dijaga baik," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead dalam diskusi dengan sejumlah media massa di Jakarta, Rabu (8/5) malam.

Menurutnya, program restorasi di Papua ditargetkan melalui 11 paket revitalisasi ekonomi pada 1.100 hektare (ha) kawasan gambut. BRG juga telah berhasil menjalankan program Desa Peduli Gambut (DPG) pada lima desa di Kabupaten Mappi dan tiga desa di Kabupaten Merauke.

Tahun ini, pemberdayaan ekonomi melalui penanaman sagu itu dilakukan di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi dengan harapan program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. selain itu, masyarakat juga didorong untuk merawat lahan gambut dan tidak membakar lahan gambut.

Bupati Mappi Kristosimus Agawemu mengatakan, restorasi gambut di Papua, khususnya di Mappi, dilakukan dengan upaya mengangkat potensi lokal budi daya sagu. Tahun ini, progam restorasi gambut melalui pemberdayaan masyarakat dilakukan di 15 desa dengan luas 75 ha untuk dijadikan area budi daya sagu.

"Masyarakat Papua sudah akrab dengan sagu. Harapannya, nanti orang Papua tidak khawatir lagi sagu akan hilang dari kehidupan mereka," ujarnya.

Berdasarkan data BRG, target gambut yang akan direstorasi di Papua mencapai 39.239 ha. Nazir menambahkan, kegiatan pembasahan gambut di Papua tidak akan sebanyak seperti di wilayah lainnya karena gambut Papua relatif terjaga. Kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti budi daya sagu akan menjadi model restorasi di Papua.

Sementara itu, di provinsi lain yang juga memiliki lahan gambut, imbuh Nazir, restorasi masih terus dilakukan melalui pembasahan gambut dengan membangun sekat kanal, sumur-sumur, atau embung. (Dhk/H-1)