Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NIKITA Willy, artis ternama Tanah Air, mengungkapkan pengalamannya sebagai seorang ibu di era digital yang penuh tantangan. Menurutnya, menjadi ibu bukanlah perkara mudah, terutama di tengah persaingan dan tekanan media sosial yang ada saat ini.
"Menjadi ibu itu sangat susah ya. Namun, menjadi ibu di era digital seperti sekarang berkali-kali lipat lebih susahnya. Apalagi kita sering membandingkan anak kita dengan anak lain di media sosial," ujarnya pada sesi seminar seputar MPASI yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Ia juga menyoroti bahaya dari perbandingan yang sering kali tidak sehat di media sosial. "Percayalah, yang kita lihat di media sosial tidak 100% indah. Pasti ada usaha dan pengorbanan di baliknya sehingga terlihat indah di media sosial. Jadi jangan percaya 100% dan kemudian merasa sakit hati dengan yang kita miliki dalam kehidupan kita," tambahnya.
Baca juga : Pelecehan Seksual Ibu ke Anak, UPTD PPA Tangsel Dampingi Korban
Artis berusia 29 tahun ini juga menekankan pentingnya fokus pada yang kita miliki secara nyata, yaitu anak-anak kita. "Yang penting, kita percaya pada kemampuan dan fasilitas yang kita sediakan untuk mereka," paparnya.
Terkait perubahan berat badan anak, Niki menyampaikan pandangannya bahwa hal tersebut hanya bersifat sementara. "Selama grafik perkembangan anak naik terus, kita bisa merasa aman. Jika terjadi penurunan berat badan atau masalah lain, itu hanya sementara. Nanti berat badan mereka akan naik lagi," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap istilah gagal total makan (GTM) yang sering kali digunakan untuk menggambarkan anak yang menolak makan. "Saya sebal banget denger kata GTM dan saya juga tidak tahu siapa yang pertama kali mengeluarkan kata-kata ini. Karena itu para ibu terlalu cepat memberi label kepada anaknya," ucapnya.
"Dalam pandanganku, anak yang menolak makan itu sama seperti kita orang dewasa. Pasti kita punya alasan, entah sedang kenyang atau mungkin sudah kebanyakan makan snack atau susu," lanjutnya.
Sebagai seorang ibu yang tengah menantikan kedua anaknya, Nikita Willy menutup wawancara dengan pesan positif untuk semua ibu. "Jadi, jangan selalu berpikir anak orang lain lebih ini atau lebih itu. Kita harus bersyukur dan merasa puas dengan yang kita miliki. Hargai dan nikmati perjalanan menjadi ibu, karena itu luar biasa," tutupnya. (Z-2)
Nikita Willy yang rajin berbagi pengalaman sebagai ibu dari si kecil Issa Xander diajak berkolaborasi menyebarluaskan informasi edukatif tentang tumbuh kembang anak.
Nikita menuturkan anak pertamanya, Isa, sempat mengalami trauma makan usai melakukan perjalanan panjang bersama kakek dan neneknya di Jepang.
Sejumlah tokoh terkenal ini memiliki peliharaan anjing corgi. Siapa saja mereka?
Nikita Willy mengatakan ada kalanya bersikap keras dan marah kepada sang putra semata wayangnya, Issa Xander Djokosoetono.
Tempat yang paling aku senangi itu kloset dan shower karena sejak jadi ibu, waktu mandi itu jadi ajang me time yang menyenangkan karena anak nggak ikut.
Ibu baru membutuhkan kerja keras karena harus siap setiap saat untuk bayinya. Karena itu, ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain.
Lalu apa manfaat dari kolostrum? Berikut beberapa manfaat penting dari kolostrum ASI.
Ibu yang mengalami baby blues diminta berusaha mengungkapkan emosi yang dirasakan kepada pasangan maupun orang-orang terdekat agar bisa segera mengatasi masalah tersebut.
PRESIDEN Joko Widodo berharap pengusaha tidak pesimis terhadap UU KIA. Menurut pengusaha hal tersebut justru akan buat perusahaan akan pertimbangkan merekrut perempuan ke depan.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Ikatan batin antara seorang ibu dan anak harus dioptimalkan, terutama di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved