Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MESKI banyak membagikan momen bahagia di akun media sosial-nya, selebgram Gieya Alexandra ternyata menyimpan trauma masa lalu yang menghantuinya hingga dewasa. Hal itu diakuinya sempat menghambat Gieya untuk terus mengembangkan karier.
Kejadian traumatis saat masa kecil itu diakui penyuka makanan bakso tersebut membuatnya sering diliputi emosi negatif.
"Aku mengalami trauma saat masa kecil, yang dialami sejak TK hingga usia 20 tahunan" kata Gieya.
Baca juga : Perjalanan Pemulihan Luka Batin dalam Buku Sulung dan Nyonya Ai
Ibu dua anak itu mengaku sudah berusaha mencari cara untuk menyembuhkan gangguan traumanya dengan berbagai cara, namun berakhir dengan sia-sia. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Pakar Kenetralan Mental, Caezarro Rey Abishur yang karib disapa Coach Rheo.
Ia tertarik dengan metode penyembuhan yang dilakukan coach Rheo usai melihat unggahan selebriti yang sembuh usai menjalani terapi DOA TRTO dari sang pakar.
Tak menunggu banyak waktu, ia pun lantas menghubungi Coach Rheo melalui pesan di Instagram.
Coach Rheo pun kemudian memberikan tanggapan positif dan memberikan janji untuk konsultasi.
Baca juga : Coach Rheo: Hilangkan Fobia, Trauma, Overthinking, dan Kecemasan Tak Mudah
Penyanyi yang juga sibuk bermain film ini pun menjalani terapi dengan metode DOA TRTO untuk menghilangkan trauma masa kecil.
"Jadi, aku hubungi by DM Instagram dan mendapatkan respons positif," ungkapnya.
Yang membuatnya heran, ia dapat sembuh dan bebannya berkurang setelah mendapatkan satu sesi terapi dari coach Rheo. “Sempat kaget, gw didukunin atau apa ya, “ ungkapnya sambil tertawa.
Baca juga : Baby Blues Disebut Terjadi karena Ibu Kurang Dapat Dukungan
Ia kini lebih terbuka mengungkapkan masalah traumanya, bahkan tidak lagi menyimpan amarah besar.
“Saya tidak memaafkan, tapi tidak sedendam dulu,” ujarnya.
Ia kini merasa Bahagia karena terlepas dari beban emosi berat selama 20 tahun.
Baca juga : Selebgram Asal Malang Jadi Tersangka Penganiayaan Pacar
“Saya kini lebih rileks dan santai, meski lebih overprotektif kepada anak,” ucapnya. (RO/Z-5)
MR, anak laki-laki berusia 5 tahun di Tangerang Selatan yang menjadi korban pelecehan seksual oleh ibu kandungnya berinisial R, 22, telah dibawa ke rumah aman
Setelah mengalami kecelakaan, tidak jarang seseorang mengalami trauma pascakecelakaan yang berkaitan dengan proses kecelakaan itu sendiri, tempat kejadian, atau bahkan waktu kejadian.
ANAK-anak di Gaza, Palestina, mengalami trauma dengan tingkat yang parah setelah 16 hari pengeboman oleh militer Israel sejak Sabtu (7/10).
Kejadian kekerasan berupa ciputisasi menjadi perhatian banyak kalangan.
BOCAH Sekolah Dasar (SD) di Kuningan Jawa Barat, menjadi korban perundungan oleh teman-temannya hingga mengurung diri selama satu tahun di rumah.
Kekerasan dalam rumah tangga seringkali menimbulkan trauma jangka panjang. Sesuai aturan masyarakat yang mengetahui ada tindak KDRT dibenarkan untuk melaporkannya kepada yang berwajib.
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
Masalah kesehatan mental kini sudah mendunia. Diperkirakan satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki akan mengalami depresi berat dalam hidupnya.
Penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Jateng, banyak di antara siswa atau siswi jenjang SMA sederajat mengalami gejala gangguan mental.
PERMASALAHAN judi online tidak hanya terkait perspektif ekonomi. Masalah ini juga terkait perspektif kesehatan mental hingga problem sosial.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
Meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved