Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BUMN bidang transportasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggandeng sutradara Fajar Nugros untuk membuat dua film pendek berjudul Bergerak Dengan Bahagia, Bergerak Untuk Indonesia, yang bergenre dokumenter, dan film fiksi Strangers with Memories.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan peluncuran dua film itu adalah upaya agar masyarakat semakin mengenal KAI yang terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
"Film ini tentang perjalanan KAI, bagaimana KAI beradaptasi dengan masa-masa yang terus berubah," kata Didiek sebelum pemutaran film di Metropole, Jakarta, Selasa (15/11).
Baca juga: Garin Nugroho Senang Film Indonesia Kian Beragam
Didiek, sambil menunjuk pin bertulis 'Menuju KAI Baru', yang tersemat di kemeja batiknya, mengatakan KAI terus melakukan transformasi dalam berbagai aspek agar bisa memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen.
Sebagian besar pengguna layanan KAI adalah generasi muda, tepatnya generasi milenial, sementara lebih dari setengah karyawan KAI juga generasi muda. Oleh karena itu, Didiek menekankan pentingnya beradaptasi dengan zaman sehingga kereta api kian berkembang seiring bertambahnya waktu.
Strangers with Memories merupakan film omnibus yang bercerita tentang pengguna commuter line, yang secara tidak sadar saling terhubung menjadi teman seperjalanan saat menaiki kereta.
Film pendek omnibus ini adalah gabungan dari empat cerita pendek yang berlatar belakang di area stasiun dan commuter line.
Strangers with Memories mengisahkan seorang perempuan yang tiba-tiba mendengar suara misterius di kereta, pria yang seakan terus mengulang hari di stasiun, kisah seorang penumpang yang mencari ponsel yang tertinggal di gerbong, serta cerita petugas Customer Service On Train dan hubungannya dengan sang ibu.
Keempat film itu berjudul 4 Hours of Life, 48 Doors, 24 Minutes, dan 11 Percent.
Sementara itu, dokumenter Bergerak Dengan Bahagia, Bergerak Untuk Indonesia diwarnai dengan narasi dari Ibnu Jamil, menyuguhkan kisah-kisah di balik kereta api yang tak semua orang tahu.
Fakta-fakta menarik dari sejumlah stasiun di berbagai kota, kesibukan para pekerja di saat gerbong sudah kosong.
Dokumenter ini juga mengangkat cerita dari orang-orang yang bersentuhan dengan kereta api, mulai dari pengguna setia hingga penjaga lintasan yang sudah setia bekerja selama belasan tahun. (Ant/OL-1)
Hanung Bramantyo menjelaskan tema cerita dari film Gowok Kamasutra Jawa mengambil referensi dari salah satu naskah dalam kesusastraan Jawa berjudul Serat Centhini.
Jose Purnomo adalah seorang sutradara yang sudah menghasilkan film-film hits seperti Jailangkung, Pulau Hantu, Rumah Kentang, Alas Pati, dan masih banyak lagi.
Sakaratul Maut mengisahkan kehidupan Pak Wiryo dan Bu Wiryo, pasangan suami istri terhormat di Desa Umbul Krida.
Iwan juga mengatakan sewaktu syuting di Hipodrom Konstantinopel, mereka didatangi pihak keamanan lalu dicecar dengan berbagai pertanyaan terkait tujuan mereka.
Menghadirkan pocong di dalam film Possession: Kerasukan, dalam sesi tanya jawab banyak sekali pertanyaan dari para penonton mengenai hantu khas Indonesia itu.
Serial ini akan tayang serentak di sekitar 190 negara. Selain sutradara, dalam serial ini skenario juga bukan saja ditulis oleh Joko, melainkan dengan beberapa tim penulis.
Tinggal di Singkawang, Kalimantan Barat, Morgan kecil beberapa kali pernah mengalami kejadian mistis.
Nugros menerangkan film Ratu Sihir bukan sekadar film horor yang menakutkan, tapi film ini hadir untuk mendobrak stigma yang dialami para perempuan terkait dengan mitos Bahu Laweyan.
Eko atau biasa disapa Koko adalah putra dari almarhum Teguh Rahardjo dan Djudjuk Djuariah.
Film ini mengikuti perjalanan grup lawak asal Solo, Jawa Tengah, Srimulat dalam menggapai kesuksesan di ibukota Jakarta lewat layar kaca.
Film Srimulat: Hidup Memang Komedi akan menceritakan perjuangan grup lawak asal daerah, Srimulat, dalam upaya mencapai popularitas sebagai bintang televisi.
Insan kreatif harus memosisikan diri mereka seolah tengah berbicara dengan orang lain saat membuat karya berbentuk audio-visual, seperti video pendek dan film.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved