Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di awal pekan Senin (25/3) ditutup menguat untuk ke-3 kalinya secara berturut-turut. Penguatan kali ini sebesar 0,4% di level 7.377,8 (+1,4% ytd).
Namun, investor asing mencatatkan net selling Rp316,9 miliar setelah pekan lalu mencatatkan inflow sebesar Rp2,1 triliun.
Sementara itu nilai tukar Rupiah kembali tertekan, kali ini sebesar 0,1% dan ditutup pada level Rp 15.798 per dolar AS, dan sempat menembus level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca juga : IHSG Awal Maret Ditutup Melemah
"Tekanan juga dialami beberapa mata uang beberapa negara ASEAN, antara lain Baht Thailand dan Peso Filipina, masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%. Kami melihat BI masih terus melakukan stabilisasi untuk menahan agar Rupiah tidak terdepresiasi terlalu dalam," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, Selasa (26/3).
Indeks Dow Jones dan S&P500 kembali terkoreksi pada perdagangan di awal pekan (25/3) untuk kedua kalinya berturut-turut ke level pada 39.313,6 (+4,3% YTD) dan 5.218,2 (+9,4% YTD). Sebagian besar indeks bursa saham Asia kemarin juga melemah, antara lain Nikkei dan Hang Seng, yang melemah masing-masing 1,2% dan 0,2% ke level 40.414,1 (+20,8% YTD) dan 16.473,6 (-3,4% YTD).
"Kami menilai bahwa pelemahan yang terjadi, terutama pada bursa saham AS dan Jepang masih cukup wajar mengingat tren penguatan selama beberapa bulan terakhir yang mendorong Dow Jones, S&P500, serta Nikkei ke level tertinggi sepanjang sejarah," kata Rully.
Prospek ekonomi kedua negara tersebut masih cukup baik, dengan inflasi yang menurun, dan masih cukup terbuka peluang tren penguatan indeks saham dalam beberapa waktu ke depan. (Z-3)
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved