Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PADA Rabu (22/11), Terratai, venture builder terkemuka Asia yang didedikasikan untuk mendorong investasi ke perusahaan rintisan atau startup berbasis alam mengumumkan sebuah kemitraan baru dengan UBS Optimus Foundation dan Swiss Re Foundation.
Kemitraan tersebut didukung pendanaan awal senilai lebih dari USD 2 juta untuk meluncurkan program di Indonesia, dengan potensi untuk diperluas ke Asia Tenggara di tahun-tahun mendatang.
Dukungan dari UBS Optimus Foundation dan Swiss Re Foundation akan diarahkan pada pengembangan dan peningkatan skala cohort (kelompok) pertama bisnis rintisan yang Terratai dampingi, yang dapat menunjukkan dampak terukur pada perlindungan alam dan keanekaragaman hayati.
Baca juga: Laporan Lengkap Soal Lanskap Venture Capital di Indonesia Diluncurkan
Dampak tersebut diharapkan dapat dibuktikan melalui beragam pengukuran yang dilakukan secara ketat.
Termasuk di antaranya: mitigasi karbon dan penghindaran emisi, perlindungan keanekaragaman hayati dan pengelolaan spesies, perlindungan dan pemulihan habitat, serta peningkatan layanan ekosistem.
“Kemitraan antara Terratai, UBS Optimus Foundation dan Swiss Re Foundation merupakan sebuah bukti dari komitmen kolektif kami untuk meninjau ulang bagaimana modal bisa disalurkan untuk solusi berbasis Alam (nature-based solutions) dan merupakan sebuah langkah penting dalam proses menjembatani kekurangan pembiayaan global senilai USD 800 miliar per tahun untuk melindungi dan memperbaiki alam kita," ujar Matt Leggett, CEO dan Pendiri dari Terratai.
"Kolaborasi ini melanjutkan dukungan awal dari RS Group, yang sejak awal menyadari bahwa jika kita ingin melindungi dan memperbaiki alam secara sistemik dan mendukung komunitas yang bergantung hidupnya langsung dari alam, kita harus secara radikal mengevaluasi bagaimana kita menghargai alam dalam konteks ekonomi kita," papar Leggett,
Baca juga: Kreta Launching di Batam, Siap Jadi Partner Pemasaran Brand di Dunia Digital
"Dukungan dari UBS Optimus dan Swiss Re Foundation ini memungkinkan kami untuk melakukan akselerasi upaya mengidentifikasi bisnis model yang berbeda dan dapat melindungi bentang tanah dan laut yang paling rentan di Indonesia," paparnya.
Kedua foundation memberikan dukungan yang sesuai dan fasilitasi investasi rintisan yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan ini untuk tumbuh berkembang, dan membuka jalan ke aktivitas ekonomi yang memperhatikan kelestarian alam.
Maya Ziswiler, CEO UBS Optimus Foundation, menambahkan,"Indonesia ada di garis depan perjuangan global melawan perubahan iklim."
"Lebih dari setengah permukaan tanah Indonesia ditutupi oleh hutan, dan sangat penting bagi kita untuk melindungi ‘modal alam’ ini dengan bantuan solusi-solusi berbasis alam." jelasnya.
Baca juga: SoftBank Group Catat Kerugian Juli-September akibat Start-up Bangkrut
"Kami percaya dengan kekuatan kemitraan untuk bisa menghadirkan solusi-solusi yang inovatif dan bisa ditingkatkan skala dampaknya," ucap Maya Ziswiler.
"Kemitraan baru kami dengan Terratai untuk melindungi keanekaragaman hayati dan penghidupan yang layak dari masyarakat di Indonesia, dan seiring waktu di Asia Tenggara, adalah sebuah contoh yang sempurna bagaimana UBS Optimus Foundation menginkubasi usaha-usaha yang membawa dampak positif," terangnya.
Stefan Huber Fux, Director at Swiss Re Foundation, menyampaikan,"Misi Terratai sejalan dengan komitmen kami untuk membangun dunia yang lebih tangguh (resilient)."
"Kami sangat bersemangat dapat mendorong solusi-solusi berbasis alam, yang merupakan sebuah fokus utama dalam komitmen strategis kami untuk membangun bersama suatu ekosistem yang dinamis dengan peluang investasi untuk solusi yang memiliki dampak positif tidak hanya pada lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal," terangnya. (RO/S-4)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perekonomian digital Indonesia terus berkembang dan akan berkontribusi besar bagi perekonomian dalam negeri.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) melalui anak perusahaan di industri modal ventura, BNI Ventures, meluncurkan program inovatif perdana BNV Arcade.
Program ini menawarkan pendekatan hybrid, menggabungkan sesi interaktif online dan pertemuan tatap muka.
Film dokumenter inDrive menawarkan kepada para pemirsa sebuah pandangan yang lebih dekat ke dalam esensi perusahaan.
Secara global, program Zoho for Startups telah membantu lebih dari 12 ribu startup di India, dan sekitar 2.000 startup di Timur Tengah dan Afrika.
Bertajuk "Build Your Skill Stack", konferensi ini membahas berbagai sektor mulai dari upskilling, marketing, product, technology, data, user experience, dan banyak lagi.
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada semester pertama 2024 tercatata sebesar Rp352,06 triliun
BP Tapera menyelenggarakan evaluasi kinerja bank penyalur Pembiayaan Tapera Periode 1 dan FLPP Periode Q-2 Tahun 2024 pada 22-23 Juli 2024 di Jakarta.
CIMB Niaga Syariah menggandeng fasilitas kesehatan untuk memberi kemudahan dalam pembiayaan jasa Kesehatan.
Pemanfaatan aplikasi kasir digital merupakan salah satu solusi untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dari sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
Di sektor pertanian dan perdesaan, koperasi telah menjadi lembaga keuangan utama dalam pemenuhan pembiayan usaha.
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lembaga pengelola bank sampah di seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas atau badan hukum seperti koperasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved