Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
EKONOM senior Chatib Basri menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi nilai tukar rupiah saat ini. Menurutnya, rupiah masih cenderung relatif stabil bila dibandingkan mata uang negara-negara lain.
"Saya tidak terlalu khawatir sebetulnya. Karena rupiah kita dibandingkan dengan currency lainnya, depresiasinya relatif kecil, hanya 2%. Bandingkan dengan ringgit Malaysia yang depresiasi 8%, atau yen milik Jepang," ujarnya saat menjadi pembicara dalam BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10).
Chatib yang sempat menjadi Menteri Keuangan periode 2012-2013 itu justru menilai Bank Indonesia masih memiliki ruang hingga rupiah terdepresiasi 3% terhadap dolar Amerika Serikat. Itu menurutnya dapat dilakukan oleh bank sentral sembari menaikkan suku bunga acuan dan kebijakan makroprudensial yang tepat.
Baca juga: Suku Bunga Tinggi, Apindo: Tak Cukup dengan Guyuran Insentif
Dia menambahkan, apa yang terjadi pada nilai tukar saat ini lebih banyak didorong oleh faktor eksternal. Itu terutama dari aktivitas kebijakan dan perekonomian AS. Akibatnya mata uang Negeri Paman Sam menguat dihadapan mata uang negara lainnya.
"Selama akses supply terlalu banyak, bond yield (UST) terus tinggi, The Fed harus mengejar itu dan itu akan memberikan tekanan ke exchange rate. Jadi ini bukan pelemahan rupiah, tapi ini strong dolar," kata Chatib.
Baca juga: Bank Indonesia Jaga Tingkat Inflasi
"Semua negara terpengaruh kondisi ini. Karena itu saya bilang tidak masalah. Tidak ada yang salah dengan kondisi ini. Bahkan mungkin depresiasi ini somehow membuat kita kompetitif. Karena negara kompetitor jatuhnya lebih dalam," pungkasnya. (Mir/Z-7)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
PADA triwulan III 2024, Direktur Riset Bidang Keuangan Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Etikah Karyani memperkirakan nilai tukar rupiah berada di angka Rp16.000-16.500 per US$
Nilai tukar rupiah masih melemah di kuartal III 2024. Namun ia menyatakan bahwa rupiah akan menguat pada kuartal IV mendatang.
Pada awal perdagangan, Rabu (19/6) pagi, rupiah naik 25 poin atau 0,16% menjadi Rp16.387 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (14/6) sebesar Rp16.412 per dolar AS.
CBDC adalah versi digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan bank sentral. Mirip dengan uang fiat, nilai CBDC berpatokan pada mata uang fisik dan dikelola oleh otoritas moneter.
Secara nominal, total penukaran riyal di BSI hingga Mei 2024 menembus 116,92 juta SAR, sehingga menghasilkan fee based income (FBI) sebesar Rp16,74 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved