Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus menilai ada permasalahan dalam perencanaan maupun proposal bisnis yang diajukan perusahaan BUMN terkait usulan penyertaan modal negara (PMN). Itu menurutnya bermuara pada temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai 13 BUMN belum menyelesaikan pekerjaannya meski telah disuntik PMN Rp10,49 triliun pada 2015 dan 2016.
"Mungkin ada program-program yang menyebabkan korporasi tidak bisa menjalankan PMN itu, sehingga dana PMN itu tidak bisa dimanfaatkan seperti tujuan awalnya," ujarnya saat dihubungi, Selasa (20/6).
Dia menduga, perencanaan dan proposal yang diajukan oleh BUMN-BUMN terkait dilakukan dengan tidak menyeluruh. Alhasil, ketika dana PMN dicairkan, dana suntikan itu tak bisa diserap dengan optimal oleh perusahaan-perusahaan pelat merah.
Baca juga: Disuntik PMN Rp10,49 Triliun, 13 BUMN Belum Selesaikan Pekerjaannya Sejak 2015
Bisa jadi, kata Yunus, pengalokasian PMN kepada perusahaan-perusahaan BUMN tidak sepenuhnya datang dari kebutuhan untuk mengembangkan bisnis, melainkan dorongan dari pihak lain. Sebab, mekanisme pengusulan dan persetujuan PMN harus melalui ketuk palu di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"PMN ini merupakan mekanisme politik, persetujuan DPR, ini yang kemudian apakah mekanisme politik DPR ini memberi pengaruh pada BUMN. Ini PR juga agar bagaimana BUMN kita independen, tidak ada kepentingan politik, tidak ada pertimbangan politik dalam pengusulan PMN. Harus murni pertimbangan bisnis untuk PMN ini," tuturnya.
Baca juga: Pengamat: Kebijakan PMN 2024 Untuk BUMN Rp57,9 Triliun Sebaiknya Ditunda
Dia juga menegaskan, pada dasarnya pemberian PMN dari pemerintah bukan untuk melaksanakan proyek ataupun penugasan dari negara. Sebab, proyek maupun penugasan yang diberikan negara membutuhkan dana besar dan memerlukan instrumen pembiayaan bisnis.
PMN, kata Yunus, diberikan agar BUMN terkait dapat memperbaiki kinerja perusahaan, mengembangkan bisnis, dan membuat terobosan dalam menjalankan bisnisnya. Tujuannya agar suntikan uang negara dapat memberi dampak positif dari kegiatan yang dilakukan BUMN terkait.
"Jadi PMN itu untuk menjalankan bisnis BUMN yang sudah pasti feasible. Sehingga BUMN punya tanggung jawab mulai dari perencanaan sampai dengan memastikan proyek selesai dan membawa manfaat sesuai perencanaan," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya permasalahan pada pengelolaan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp10,49 triliun untuk 13 perusahaan BUMN. Permasalahan tersebut merupakan pekerjaan yang belum diselesaikan hingga semester I 2022 meski suntikan dana diberikan pada 2015 dan 2016 dengan.
"Pekerjaan yang didanai dari tambahan PMN tahun 2015 dan 2016 pada 13 BUMN hingga semester I Tahun 2022 sebesar Rp10,49 triliun belum dapat diselesaikan," ujar Ketua BPK Isma Yatun dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR, Selasa (20/6).
Nilai PMN tersebut terdiri atas total nilai aset yang belum produktif karena belum selesai dikerjakan sebesar Rp10,07 triliun dan belanja operasional yang belum dimanfaatkan sebesar Rp424,11 miliar. (Mir/Z-7)
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
Adanya Financial Dashboard dari QLola by BRI ini dapat membantu perusahaan memperoleh laporan keuangan usaha dengan mudah dan praktis melalui satu platform tanpa perlu berpindah situs.
Cash Management adalah salah satu fitur pada QLola by BRI yang bisa memudahkan nasabah non-perorangan dan pemilik bisnis dalam mengelola keuangan perusahaan.
Tiga risiko utama yang terjadi ketika perusahaan memilih mitra Enterprise Resource Planning (ERP) yang tidak tepat.
ASET tetap merujuk pada aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
ASPEK Environment, Social and Governance (ESG) kini telah menjadi acuan utama keberlanjutan bisnis secara jangka panjang, termasuk industri perbankan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved