Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NILAI impor Indonesia pada April 2023 tercatat US$15,35 miliar atau turun 25,45% dibanding bulan sebelumnya (month to month/mtm) yang sebesar US$20,59 miliar. Penurunan tersebut sekaligus menjadi yang terdalam sejak April 2021.
"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan impor April secara bulanan memiliki pola yang sama, yaitu menurun dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Imam Machdi dalam konferensi pers, Senin (15/5). Dari catatan BPS, nilai impor migas mengalami penurunan sebesar 1,98% (mtm) dari US$3,01 menjadi US$2,96 miliar. Ini terutama disebabkan penurunan impor komoditas minyak mentah turun 4,15% (mtm), hasil minyak turun 0,42% (mtm) dan gas turun 4,67% (mtm).
Sedangkan nilai impor nonmigas mengalami penurunan 29,48% (mtm) dari US$17,57 miliar menjadi US$12,39 miliar. Penurunan impor nonmigas banyak didorong oleh penurunan impor peralatan mekanis dan bagiannya HS84 turun 23,45% (mtm) dan besi dan baja HS72 turun 36,44% (mtm).
Baca juga: Nilai Ekspor April Merosot, Pertumbuhan Terendah Tahun Ini
Imam menambahkan, penurunan impor terjadi di seluruh lini berdasarkan penggunaannya. Impor barang konsumsi tercatat turun 20,63% (mtm), impor bahan baku/penolong turun 23,26% (mtm), dan impor barang modal turun 36,66% (mtm). Penurunan impor barang konsumsi disebabkan oleh beberapa komoditas, yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, alas kaki, dan kendaraan. Sementara penurunan impor bahan baku/penolong banyak disebabkan oleh komoditas besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik.
Lalu penurunan impor barang modal utamanya disebabkan oleh turunnya impor komoditas mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya. "Jadi secara bulanan, nilai impor menurun untuk seluruh jenis penggunaan. Impor barang modal mengalami penurunan terdalam sebesar 36,66%," terang Imam.
Baca juga: Dibuka Tiga Hari, Sea Indonesia Targetkan 10.000 Pengunjung
Penurunan nilai impor juga terjadi secara tahunan (year on year/yoy) di April 2023. BPS mencatat penurunan tersebut mencapai 22,32% (yoy) dari April 2022 yang tercatat sebesar US$19,76 miliar. Kondisi tersebut, kata Imam, melanjutkan tren penurunan setelah impor sempat menguat di Januari 2023.
Kinerja impor berdasarkan penggunaannya secara tahunan juga mengalami penurunan. Impor barang konsumsi tercatat turun 17,68% (yoy), impor bahan baku/penolong turun 25,33% (yoy), dan impor barang modal turun 6,85% (yoy). "Secara tahunan, nilai impor menurun untuk seluruh jenis penggunaan. Impor bahan baku/penolong mengalami penurunan terdalam sebesar 25,33%," tutur Imam. (Z-2)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$20,84 miliar pada Juni 2024. Angka tersebut turun 6,65% dibandingkan raihan Mei 2024.
Pada Mei, impor migas mencapai US$2,75 miliar atau turun 7,91% secara bulanan (month to month/mtm). Sementara itu, impor nonmigas mencapai US$16,65 miliar atau naik 19,70% bulanan (mtm).
Penyumbang utama peningkatan ekspor secara bulanan dan tahunan ialah ekspor industri pengolahan (nonmigas).
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 tercatat US$22,43 miliar. Angka itu naik 16,40% dari realisasi ekspor Februari 2024 yang hanya sebesar US$19,27 miliar.
Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
PENGAMAT energi dari UGM Deendarlianto menilai pemerintah tidak perlu membentuk satuan tugas (satgas) untuk memperbaiki investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
SKK Migas mendorong eksplorasi masif untuk mengejar target investasi hulu minyak dan gas sebesar US$15,7 miliar atau setara Rp254 triliun (kurs Rp16.195) di akhir tahun ini.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian ESDM yaitu meminta KKKS Migas untuk segera mengusahakan Bagian Wilayah Kerja migas potensial yang tidak diusahakan (idle) atau mengembalikannya.
Riau merupakan provinsi besar dalam industri migas, dengan menghasilkan 180 ribu barel per hari atau 30 persen dari lifting nasional.
Incar Blok Baru, Pertamina Internasional EP Ekspansi ke Timur Tengah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved