Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Pembicaraan dua pejabat bank sentral AS The Fed membuat rasa khawatir pasar menjadi menyebar. Presiden Fed dari Cleveland, Loretta Mester dan Presiden Fed dari St Louis, James Bullard berbicars soal kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
Mester mengatakan melihat potensi kenaikan tingkat suku bunga 50 bps, dan hal itu juga diamini oleh Bullard. Keduanya mengatakan bahwa kebijakan terbuka untuk kenaikan tingkat suku bunga yang lebih besar.
Bullard mengatakan penilaiannya secara keseluruhan terhadap inflasi masih akan terus terjadi hingga akhir 2023. Dia berharap kenaikan tingkat suku bunga berpotensi mencapai 5,375%, dan diharapkan terjadi secepat mungkin.
Alhasil, indeks saham berguguran, mulai dari Dow Jones yang turun hingga -1,26%, S&P 500 (-1,38%), dan Nasdaq Composite (-1,78%).
Hal yang sama terjadi dengan pasar obligasi US Treasury yang kembali mengalami kenaikan imbal hasil untuk trnor 10 tahun menjadi 3,86%.
Sejauh ini The Fed sudah menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 bps dalam 4x pertemuan berturut-turut, dan 25 bps pada pertemuan yang terakhir.
"Bullard dan Mester merupakan sosok yang mendukung kenaikan tingkat suku bunga dengan cepat. Namun, meski mereka berkomentar, pada akhirnya mereka tidak punya hak suara, dan hanya berpartisipasi dalam musyawarah," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Jumat (17/2).
Meski yang mereka katakan belum tentu terjadi karena tidak punya hak suara, namun karena posisinya sebagai Presiden Fed, memberikan tekanan kepada pasar. Dua pejabat itu mengatakan tingkat suku bunga The Fed harus secepatnya berada di atas 5% dan menahannya di sana untuk beberapa waktu.
Kenaikan tingkat suku bunga memang akan tetap dilakukan, karena proses disinflasi masih berjalan, namun dengan tingkat besaran yang berbeda setiap bulannya. "Sejauh ini mereka mengatakan apabila data ekonomi mendukung, tidak menutup kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga hanya akan berada di kisaran 25 bps," kata Nico.
Selain itu bursa AS ditutup turun lebih dari 1% menyusul berita bahwa inflasi di level produsen lebih tinggi dari perkiraan. Indeks Harga Produsen (PPI) naik 0,7% MoM (perkiraan: 0,4% MoM).
Meskipun PPI YoY turun menjadi 6% dari angka Desember sebesar 6,5%, angka ini masih di atas perkiraan pasar. Sementara itu, pasar tenaga kerja tetap kuat dimana angka initial jobless claim menurun. (OL-12)
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved