Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MESKIPUN inflasi AS turun dari 6,5% menjadi 6,4%, dan inflasi inti juga turun dari 5,7% menjadi 5,6%. Itu semua masih tidak memuaskan pelaku pasar dan investor.
Ketidakpuasan berdampak ke pasar, yang menyadari inflasi tidak semudah itu untuk mengalami penurunan dalam. Bank Sentral AS The Fed harus turun tangan untuk mengatasi inflasi, dengan menaikkan tingkat suku bunga lebih tinggi.
Hal yang membuat inflasi sulit untuk turun yaitu tingginya biaya energi dan tempat tinggal yang membuat inflasi terlihat kokoh. Perlambatan penurunan inflasi ini merupakan yang paling lambat dibandingkan dengan sebelum sebelumnya.
"Penurunan inflasi tidak serta merta bisa turun dengan langsung, membutuhkan proses dan volatilitas. Namun selama garis besarnya mengalami penurunan, diikuti dengan tindakan yang tepat oleh The Fed, seharusnya penurunan inflasi hanya tinggal menunggu waktu," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Rabu (15/2).
Baca juga: Pasar Menanti Data Neraca Perdagangan Indonesia untuk Januari
Saat ini, daya tahan konsumen AS yang diikuti dengan dengan kuatnya data ketenagakerjaan dan upah, membuat inflasi semakin sulit. Maka The Fed harus mengendalikannya.
"Kenaikkan tingkat suku bunga The Fed lebih tinggi akan memiliki tingkat risiko yang jauh lebih kecil daripada menaikkan tingkat suku bunga yang terlalu sedikit," kata Nico.
Data ketenagakerjaan AS membuat risiko menjadi terbalik terhadap pertumbuhan upah dan harga jasa. Tidak mudah untuk bisa menstabilkan inflasi.
Pelaku pasar dan investor terlihat yakin akan adanya kenaikan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan The Fed berikutnya, dan kenaikan yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan sebelumnya.
Alhasil indeks Dow Jones yang sebelumnya menguat, semalam melemah -0,46%, begitu pun juga dengan S&P 500 -0,03%, akibat adanya persepsi tentang kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
"Ini akan memberi tekanan kepada pelaku pasar dan investor dalam jangka pendek. Secara jangka menengah hingga panjang, kami yakin mereka dapat menerimanya karena telah beradaptasi," kata Nico. (Try/OL-09)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Produsen (IHP) umum sembilan sektor pada triwulan kedua 2024 naik 0,64% dari triwulan pertama. Secara tahunan, posisi saat ini juga naik 0,01%.
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
Program pengembangan itu dilakukan di Kampung Sinar Jaya, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu.
Berdasarkan data yang dipaparkan, hingga bulan juni total inflansi Kabupaten OKU Timur berada posisi 2,14%.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
RENCANA pemerintah memperluas penerimaan cukai ke tiket konser, deterjen, hingga makanan cepat saji dinilai bisa memperburuk kondisi ekonomi Indonesia.
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
PEMBUNUHAN terhadap Kepala Biro olitik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dapat mengakibatkan perang masif di Timur Tengah.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Kamala Harris membawa kampanye presidennya ke Georgia, sebuah negara bagian yang kini dianggap sebagai kunci dalam pemilihan mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved