Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jokowi Pastikan RI Siap Banding di WTO Soal Ekspor Nikel

Indriyani Astuti
02/12/2022 16:25
Jokowi Pastikan RI Siap Banding di WTO Soal Ekspor Nikel
Presiden Jokowi menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu.(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo memastikan bahwa Indonesia akan mengajukan banding setelah kalah atas gugatan Uni Eropa di Badan Penyelesaian Sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Jokowi, sapaan akrabnya, menjelaskan Indonesia berhenti melakukan ekspor bijih nikel ke Uni Eropa, untuk membangun ekosistem hilirisasi industri.

"Saya sampaikan kepada menteri, banding urusan nikel ini ceritanya belum rampung, kalau kita berhenti. Ekosistem besar yang kita impikan ini enggak akan muncul," ucapnya saat menjadi pembicara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).

Baca juga: Harus Ada Ketegasan Hukum untuk Atasi Pertambangan Ilegal

Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah, termasuk timah, bauksit dan tembaga. Menurutnya, larangan ekspor bijih nikel merupakan strategi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian melalui hilirisasi, sehingga mampu bersaing dengan sejumlah negara maju.

"Sebetulnya, sudah beberapa kali saya cek. Siapa sih yang bergantung kepada kita. Ternyata banyak sekali. Begitu batu bara kita stop dua minggu saja, yang telpon ke saya banyak sekali. Mulai dari kepala negara, perdana menteri, hingga presiden," jelas Jokowi.

"Begitu juga minyak sawit (crude palm oil). Begitu kita stop, ya karena saya harus stop, banyak pertanyaan dari luar, seperti IMF dan Bank Dunia, kenapa di-stop. Ya karena dalam negerinya ilang barangnya. Saya harus utamakan rakyat dulu," imbuhnya.

Baca juga: RI Kalah Gugatan Larangan Ekspor Nikel, DPR: Lakukan Upaya Hukum Maksimal

Meski Indonesia terbuka pada investor, pemerintah tidak mau negara hanya menjadi cabang (hub), sedangkan hilirisasi industri dipegang oleh sejumlah negara maju. Jokowi ingin Indonesia turut menjadi negara yang memainkan peran penting dalam rantai suplai industri dunia.

"Kembali lagi ke keterbukaan, jadi kita tetap membuka ekonomi. Tetapi sekali lagi, kita harus mendesign negara lain, agar tergantung kepada kita. Jangan sampai kita ini hanya menjadi cabang," pungkas Presiden.

Lebih lanjut, dia berpendapat Indonesia tidak perlu berkecil hati karena kalah dari gugatan WTO. Menurutnya, Indonesia tidak akan berhenti. Paalnya, negara maju juga tidak rela, jika negara-negara berkembang mampu bersaing.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya