Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil mencatat hasil kinerja yang positif pada kuartal III 2022. Hal ini tercermin pada pertumbuhan laba bersih perseroan yang naik signifikan menjadi Rp578,17 miliar, melonjak 766,60% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,71 miliar.
“Pencapaian laba bersih ini didukung oleh adanya pendapatan konstruksi, pabrikasi, properti, dan juga strategic partnership tiga ruas tol pada triwulan III," kata Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono dalam keterangannya, Senin (31/10).
Selama periode Januari hingga September 2022, Waskita membukukan pendapatan usaha senilai Rp10,30 triliun, tumbuh 44,61% dibandingkan periode yang sama di 2021 sebesar Rp7,12 triliun. Perseroan juga berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp988,15 miliar atau tumbuh 28,77% dari tahun lalu yang sebesar Rp767,40 miliar.
Destiawan mengatakan pertumbuhan positif ini didukung dengan adanya perbaikan dari beberapa segmen konstruksi dan penerapan lean construction (pengendalian efisiensi biaya pengelolaan proyek dan beban administrasi) pada proyek perusahaan pelat merah itu.
"Perseroan juga mencatatkan total aset sebesar Rp99,90 triliun, total liabilitas Rp82,40 triliun, serta total ekuitas perusahaan sebesar Rp17,50 triliun," sebutnya.
Lebih lanjut Destiawan menuturkan, pada triwulan IV 2022, Waskita akan fokus untuk meningkatkan produktifitas operasional termasuk beberapa proyek di Ibu Kota Negara (IKN) yang dimenangkan proses tendernya oleh perseroan untuk menggarap proyek gedung di kawasan kepresidenan di ibu kota baru.
"Kami menargetkan adanya akselerasi progres proyek exsisting. Waskita yang telah diberikan komitmen oleh pemerintah dan para pengguna jasa akan memperhatikan mutu dan waktu pekerjaan sesuai yang tertuang dalam kontrak,” ucapnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kondisi fundamental keuangan perusahaan, pada akhir tahun ini Perseroan juga akan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun untuk penyelesaian ruas-ruas tol melalui metode right issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sesuai Peraturan OJK Nomor.14/POJK.04/2019 dan telah menerima persetujuan dari mayoritas pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Adapun perolehan dana right issue porsi publik akan digunakan untuk penguatan struktur modal kerja,” pungkas Destiawan. (OL-12)
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyetor dividen sebesar Rp3,09 triliun kepada negara. PLN mencatat angka setoran terbaru itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya Rp2,19 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan selruh entitas anak perusahaannya berhasil mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba Rp29,9 triliun pada triwulan II 2024.
PIS AP mencetak laba pada tahun buku 2023 sebesar US$76 juta dengan melayani lebih dari 30 klien internasional dari berbagai negara dan bisnis model.
Dalam RUPS, telah disahkan raihan pendapatan PT JIEP tahun buku 2023 sebesar Rp 255,95 miliar yang tumbuh sebesar 126% dibandingkan tahun 2022.
PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) memutuskan akan membagikan dividen sebesar Rp39,28 miliar dari laba tahun buku 2023. Jumlah ini setara dengan Rp128,25 per lembar saham.
Aksi korporasi ini akan melibatkan sebanyak 500 juta saham baru dengan kisaran harga penawaran awal antara Rp100 hingga Rp150 per lembar saham.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved