Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
NILAI tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (28/9) sore anjlok tertekan agresivitas kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). Rupiah ditutup melemah 143 poin atau 0,94% ke posisi 15.267 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.124 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah memang masih sangat dipengaruhi oleh kondisi global. Sudah dua hari ini DXY (indeks dolar AS) di atas 114," kata ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta, Rabu (28/9).
Menurut Rully, faktor The Fed yang masih akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga masih membayangi pergerakan rupiah. "Inflasi di berbagai negara terus tetap tinggi sementara negara-negara maju di luar AS (UK, EU) lebih buruk kondisinya dibanding AS, mendorong penguatan USD," ujar Rully.
Pasar keuangan yang gelisah mendorong dolar AS ke puncak baru dua dekade di sesi Asia pada Rabu sore, karena penaikan suku bunga global memicu kekhawatiran resesi. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lain, naik sekitar 0,5% mencapai tertinggi baru 114,7 di perdagangan Asia.
Kenaikan dolar AS tanpa henti terjadi karena imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun naik menjadi 4% untuk pertama kali sejak 2010 mencapai 4,004%. The Fed yang memimpin perjuangan global melawan lonjakan inflasi, berubah menjadi lebih agresif baru-baru ini dengan memberi sinyal penaikan suku bunga lebih lanjut.
Pesan itu diperkuat semalam oleh Presiden Fed Chicago Charles Evans, Presiden Fed St. Louis James Bullard, dan Presiden Bank Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari. Evans mengatakan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga ke kisaran antara 4,5% dan 4,75%.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 15.165 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.165 per dolar AS hingga 15.279 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi 15.243 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 15.155 per dolar AS. (Ant/OL-14)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved