Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Refleksi HUT ke-77 RI: Wirausaha Muda untuk Indonesia Tangguh

Mediaindonesia.com
18/8/2022 12:45
Refleksi HUT ke-77 RI: Wirausaha Muda untuk Indonesia Tangguh
Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk, Ronald Walla.(Ist)

MENGINJAK usia ke-77 tahun, Indonesia tetap berdiri dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu penopang ekonomi bangsa.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian lebih baik bagi UMKM dari semua pihak. Seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara maju, yang sukses mendampingi UMKM, dengan program yang terstruktur, terukur, serta jangka panjang.

Pada tahun 2021, ada sebanyak 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, yang mana berdasarkan hasil riset dari Katadata Insight Center (KIC), mayoritas 82,9% merasakan dampak buruk dari pandemi Covid-19. Hanya sekitar 5,9% saja yang merasakan pertumbuhan positif, dan ini berarti perlu perhatian lebih terhadap UMKM.

Ronald Walla, Ketua Bidang UMKM/IKM DPN  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menyampaikan bahwa UMKM sangat memerlukan pendampingan dan perijinan agar bisa mendapatkan informasi lebih banyak sehingga dapat lebih cepat mengakses pasar dan menciptakan peluangnya sendiri.

“Dari sisi model bisnis, penting bagi pelaku UMKM untuk memiliki pengetahuan dan bisa menggambarkan usaha apa yang ingin mereka jalankan. Maka dari itu, dengan pendampingan yang tepat, UMKM bisa lebih gesit mengakses dan menciptakan pangsa pasarnya, dan bahkan dapat bersaing dengan perusahaan yang lebih mapan,” tutur Ronald, yang juga merupakan Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk.

Salah satu pendampingan yang akan membantu UMKM ini, menurut Ronald, yaitu dalam bentuk pelatihan.

Harapannya, banyak pihak seperti akademisi, swasta, pemerintah, asosiasi, dan masyarakat dapat melakukan pendampingan UMKM tersebut, sesuai dengan informasi dan akses pasar yang telah didapatkan agar perjalanan mereka mengembangkan bisnis dapat terarah, terukur dan berkelanjutan.

Lebih spesifik lagi, pemerintah juga bisa mengambil peranan yang lebih masif dengan meluaskan sosialisasi dan memfasilitasi program-program yang mendukung pengembangan UMKM, salah satunya lewat inisiatif Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

“Kebijakan-kebijakan pemerintah, khususnya dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) sudah sangat progresif. Tinggal bagaimana sosialisasi dan pendampingannya dilakukan secara masif,” tutur Ronald.

Selain itu, pendanaan terhadap UMKM juga perlu dikoordinasikan, sehingga dapat melakukan klasterisasi usaha.

“Misalnya rendang yang terkenal asli dari Padang, kita bisa klasterisasi dengan membuat koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMD), bekerjasama dengan swasta yang didukung oleh pemerintah, dan juga akademisi untuk membantu tumbuhnya UMKM ini,” paparnya.

Menurut Ronald, seorang pengusaha harus bisa mengetahui dan mengembangkan asetnya, baik dari sisi bisnis maupun pengembangan diri secara personal. Tujuannya, agar bisnisnya dan dirinya dapat terus bertumbuh, dan berdampak bukan hanya pada penyejahteraan lingkungan terdekatnya, tapi juga lebih luas lagi secara sosial. Usaha yang bermanfaat untuk orang banyak pastinya dapat tumbuh berkelanjutan.

“Jadi strateginya, perlu pendampingan gotong royong yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas UMKM, melalui pendampingan berkelanjutan, yang terklaster, terstruktur dan terukur, seperti 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang bisa menyelaraskan kebutuhan masing-masing stakeholder,” jelasnya.

Penguatan Kewirausahaan dengan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam kaitannya dengan ekonomi kerakyatan Indonesia yang mandiri, Ronald Walla mengatakan ada tiga hal yang memengaruhi.

Pertama, melalui ekonomi yaitu investasi untuk rakyat dan negara. Kedua, meningkatkan tenaga kerja. Ketiga sustainability growth danresiliensi dari goncangan dari dalam maupun luar negeri.

Ronald menjelaskan, secara organisasi misinya adalah meningkatkan investasi dan tenaga kerja dengan banyak departemen dan komite yang selalu berkoordinasi.

Misi Apindo memberikan solusi untuk informasi dan akses pasar, menciptakan ekosistem kewirausahaan yang baik, serta melakukan pendampingan yang berkelanjutan. 

Sebagai seorang pemimpin perusahaan, Ronald percaya bahwa para calon entrepreneur perlu melibatkan minat dan hasratnya dalam merencanakan ide bisnis. Dengan dua hal tersebut, mereka akan termotivasi ketika menjalankan ide bisnisnya.

Dirinya juga meyakini bahwa keberhasilan membutuhkan proses dan sinergi seperti yang juga dialaminya.

Ronald terus menyelaraskan seluruh dimensi kehidupannya dengan karakter yang diyakini tertempa dari kultur keluarganya dengan mengedepankan nilai-nilai inti Wismilak, yaitu Bersama Meraih Sukses, Memiliki Integritas Tinggi, serta Semangat Continuous Improvement.

Ditambah lagi, nilai-nilai kebangsaan harus diterapkan setiap orang dalam cara hidup sebagai individu maupun berbangsa.

“Saya percaya, apa yang saya alami dan lakukan sesuai dengan tujuan besar pendiri Wismilak Foundation, yaitu sebagai fasilitator untuk yang terus mau bekerja keras, belajar, mengembangkan ide dengan nilai-nilai kebaikan, mendapatkan ide dan menjalankan aksi nyata, seperti yang tersurat dalam tujuan besar pendiri Wismilak,” ungkapnya.

Karakter kebangsaan dari para wirausahawan juga akan mampu membawa perekonomian Indonesia bangkit lebih kuat.

Wirausahawan muda yang mengimplementasikan ide-ide bisnis baru, yang menjadi solusi baru, dapat membuka lapangan kerja dan mendorong roda ekonomi masyarakat. Seperti halnya nilai-nilai UMKM Apindo yaitu Mau Maju dan Berkontribusi, Integritas Tinggi, dan Bersama Meraih Sukses.

“Dengan visi, misi, dan elaboratif, melalui Apindo ke depannya UMKM diharapkan UMKM memiliki nilai-nilai tersebut sehingga bisa meningkatkan daya saing usaha dan industri dalam negeri, untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus mampu menembus pasar global,” ujarnya.

Untuk berperan serta memajukan UMKM, Wismilak Foundation menginisiasi program Diplomat Success Challenge (DSC) 2022.

Program ini merupakan ajang kompetisi dan ekosistem wirausaha yang telah dihelat selama 13 tahun terakhir sebagai kontribusi nyata terhadap Tanah Air, khususnya untuk memperkuat ekosistem wirausaha Nasional. (RO/OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya