Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ADA yang berbeda dalam Gelar Pangan Murah (GPM) Ramadan yang diselenggarakan di Provinsi Kalimantan Timur.
Tak hanya disambut guyuran hujan, display aneka produk pertanian disemarakkan dengan pembagian pembagian paket sayuran dan vaksinasi gratis.
“Alhamdulillah, diiringi hujan artinya berkah ya, Bapak/Ibu. Pertanian itu di mana-mana membutuhkan air. Air tercukupi, produktivitas aman. Seperti halnya pesan Menteri Pertanian agar semua sektor saling bahu membahu menjaga stabilitas pangan. Bersama dengan TNI, Polisi dan perangkatnya bersama-sama menjaga pangan untuk tetap stabil,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat membuka acara, Jumat (22/4).
Prihasto menerangkan bahwa seluruh jajaran Eselon I Kementerian Pertanian mendapatkan tugas untuk menjaga stabilitas pangan salah satunya dengan Gelar Pangan Murah ini. Dirinya mengakui pengawalan khusus Kalimantan menjadi upaya saling bahu membahu antara Dinas Pertanian dan Kodim setempat.
“Dengan dijadikannya Kalimantan Timur sebagai calon Ibu Kota Negara baru, tentunya harus mampu menyediakan sendiri kebutuhan pangannya. Kalau tadinya disuplai dari Jawa, Sulawesi dan NTB, maka ke depan harus bisa memproduksi sendiri,” terangnya.
Baca juga: Minggu Pagi, Kementan Gelar Pangan Murah di Makodim 0510/Tigaraksa
Sebagai simulasi, dengan perpindahan aparatur sipil negara beserta perangkatnya, diperkirakan penduduk Kalimantan Timur akan diduduki oleh 2,5 juta orang.
“Ini artinya membutuhkan pangan yang tidak sedikit. Sebagai contoh, untuk bawang merah sendiri dibutuhkan setidaknya 18-20 ribu ton. Ini artinya membutuhkan 2800-3000 hektare lahan khusus bawang merah guna memenuhi kebutuhan pangan 2,5 juta penduduk baru. Begitu juga dengan cabai, di mana luas lahan 2000 hektare yang ada sekarang harus lebih ditingkatkan, minimal memerlukan 3000-3200 hektare,” lanjutnya.
Meskipun demikian, dirinya tidak merasa khawatir. Pasalnya Kalimantan Timur memiliki iklim dan lahan yang cocok untuk pertanaman bawang merah.
“Mentan dengan tegas mengarahkan agar pada Ibu Kota Negara baru, urusan pangan jangan sampai bergejolak. Kaltim harus bisa menghasilkan pangannya sendiri. Di mana ada cluster padi, bawang, cabai dan lain-lain. Untuk mewujudkannya maka butuh semangat dari berbagai pihak,” jelasnya.
Prihasto juga berbangga hati, di tengah pandemi, Indonesia memiliki ketahanan pangan yang tangguh. Nilai inflasi hanya berada di angka 2,6% sementara negara lain mencapai di atas 8 persen. Dirinya mengakui faktor penyelamat negara adalah sektor pertanian.
Sektor pertanian yang naik 16% akan terus dipertahankan termasuk mendorong diversifikasi pangan di antaranya sukun dan sagu untuk substitusi dengan gandum yang juga turut mendorong kesehatan.
Kepala Bidang Ketersediaan Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, M. Alimudin saat mewakili Kepala Dinas menyampaikan rasa syukur terpilihnya Kalimantan Timur sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan.
"Kami sangat mendukung terselenggaranya kegiatan yang berlangsung di provinsi kami ini, terutama terkait ketersediaan bahan pangan pokok. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian atas perhatian yang diberikan kepada warga," ucapnya.
Dengan persiapan yang tidak membutuhkan waktu yang lama, terbukti acara ini berlangsung sukses dan membangkitkan kepedulian lintas sektor.
“Ini memang kegiatan yang luar biasa. Acara gelar pangan ini diadakan secara marathon. Sehari jadi dan alhamdulillah semua saling bantu hingga acara ini dapat terselenggara,” ujar Kepala Staf Kodim Samarinda, Letkol Inf. BT Napitupulu, SH.
Meski akan dilangsungkan selama tiga hari, terhitung 22 - 24 April 2022, animo masyarakat sangat tinggi. Tidak sampai dua jam, lapak tenda ludes diserbu pembeli. Salah satu pengunjung, Sahriah, 55 tahun, mengaku senang dengan adanya gelar pangan murah ini.
“Iya senang sekali. Saya beli dengan harga murah. Saya sudah menunggu sejak tadi. Ini saya beli beras dan minyaknya," ujar Sahriah
Tak hanya didominasi kaum ibu, tampak juga seorang bapak yang juga tengah mengantri di stan beras dan minyak.
“Saya senang sekali ada program ini. Kalau bisa ada teruslah,” ujar Mas’ud.
Sebagai informasi, beras dijual dengan harga Rp 10 ribu/kg, terigu Rp 11 ribu/kg, daging beku Rp 85 ribu/kg, telur ayam Rp 22.500/kg, minyak goreng Rp 14 ribu/liter, gula pasir Rp 14 ribu/kg, ayam beku Rp 45 ribu/ekor, bawang merah Rp 30 ribu/kg dan bawang putih Rp 30 ribu/kg. (RO/OL-09)
Pasar murah akan gencar dilakukan untuk menjaga stabikitas inflasi dan menekan harga bahan pangan pokok agar terjangkau oleh masyarakat.
Sembako yang disalurkan antara lain, beras, minyak goreng, gula, telur hingga keperluan rumah tangga lainnya
Melalui GPM, subsidi dan program penjualan bahan pangan murah dapat ditekan, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Harga beras saat ini mencapai Rp13 ribu sampai Rp16 ribu. Untuk mengatasi kenaikan harga beras dan membantu warga, Dinas Koperasi dan UKM mulai menggelar Operasi Pasar Murah (OPM).
Operasi pasar murah memberi akses kepada masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga murah dan berkualitas.
Banyak barang kebutuhan pokok dijual dengan harga tidak rasional sehingga menyulitkan masyarakat untuk membelinya.
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Apabila Bapanas gagal meraih swasembada pangan dan tidak mampu menyediakan beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat, lebih baik seluruh pejabat di Bapanas mundur.
KETAHANAN nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah.
Menetapkan ketentuan mengenai informasi kandungan gula, garam, lemak, pesan Kesehatan, dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved