Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Disparitas Harga Bikin Warga Incar Pertalite ketimbang Pertamax

Insi Nantika Jelita
03/4/2022 17:50
Disparitas Harga Bikin Warga Incar Pertalite ketimbang Pertamax
Ilustrasi.(MI/Haryanto Mega.)

DIREKTUR Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan perbedaan harga membuat banyak konsumen beralih ke bahan bakar minyak (BBM) pertalite dibanding membeli pertamax. Hal ini usai Pertamina mengumumkan harga pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter pada (1/4). 

Harga pertalite belum berubah dengan Rp7.650 per liter. "Ini bisa terjadi karena disparitas harga pertamax dan pertalite terlalu jauh. Konsumen yang awalnya memakai pertamax pada waktu harganya masih murah, sekarang beralih ke pertalite," kata Fabby kepada wartawan, Minggu (3/4).

Dengan peralihan itu, dipastikan terjadi lonjakan volume penjualan pertalite. Jadi logis apabila stok BBM itu sulit didapatkan karena diburu masyarakat.

"Untuk menghindari kelangkaan ini, harga Pertalite perlu dinaikkan juga," ungkapnya. Jika pemerintah memutuskan harga pertalite naik, bisa memaksa konsumen kembali memilih pertamax karena selisih harga tidak terlalu lebar. 

Pertamina diyakini bakal menanggung biaya besar jika harga bensin dengan RON 90 itu tidak disesuaikan. "Cukup besar kompensasi yang bakal ditanggung dengan disparitas harga sekarang. Keputusan menaikan harga pertalite itu keputusan korporasi. Pertalite bukan BBM bersubsidi," tegasnya.

Masyarakat diminta legawa jika harga pertalite bakal disesuaikan mengingat ada kenaikan harga minyak dunia yang bisa menambah inflasi dan memicu kenaikan harga barang. "Ini pilihan sulit tapi tetap harus dilakukan. Seluruh dunia juga mengalami hal yang sama, menghadapi kenaikan harga minyak," pungkas pengamat energi itu. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya