Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WAKIL Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mendukung langkah PT Pertamina (Persero), yang bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dalam waktu dekat.
Menurut Eddy, BBM jenis tersebut tidak pantas mendapatkan subsidi dari pemerintah, karena dikonsumsi kalangan mampu yang memiliki kendaraan mewah.
"Kami mendukung langkah tersebut. Mengingat Pertamax itu bukan BBM subsidi atau penugasan. Dikonsumsi masyarakat mampu, sehingga tidak layak disubsidi," ungkap Eddy kepada wartawan, Kamis (31/3).
Baca juga: Erick Thohir: Maaf Kalau Harga Pertamax Naik
Dia berpendapat masyarakat yang mampu seharusnya membeli Pertamax sesuai kebutuhan. Sebaliknya, subsidi BBM jenis tersebut harus dirasakan masyarakat menengah ke bawah.
Saat ini, harga jual Pertamax masih di bawah keekonomian, yakni sekitar Rp9 ribuan per liter. Dalam catatan Kementerian ESDM, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 sebesar Rp14.526 per liter.
Baca juga: Pertamina Tak Harap Untung dari Kenaikan Harga Pertamax
Porsi konsumsi Pertamax oleh masyarakat sekitar 13% dari total konsumsi BBM di Indonesia. Dengan proyeksi kenaikan Pertamax di kisaran Rp12 ribu, Eddy berharap bisa menutup gap penjualan Pertamax oleh Pertamina.
"Kenaikan harga BBM ini kami rasa dalam rangka meringankan beban pemerintah. Perlu ada penyesuaian segera terhadap BBM berbasis RON 92 ke atas," papar Eddy.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemerintah sudah memutuskan untuk memberikan subsidi untuk BBM jenis Pertalite, alias tidak mengalami kenaikan harga. Namun, berbeda dengan Pertamax yang tidak mendapatkan subsidi.(OL-11)
Mulai 1 Agustus 2024, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.
Dalam upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan telah dikembangkan.
PEMERINTAH akan merilis BBM janis baru, bioetanol, yakni kandungan rendah sulfur dalam minyak solar dengan menggunakan bahan bakar nabati bioetanol pada 17 Agustus 2024.
Secara umum stok dan penyaluran BBM dalam kondisi aman dan berjalan lancar.
Konsumsi Pertalite di Sumut mengalami peningkatan menjadi 6.284 KL per hari dari 4.558 KL rata-rata konsumsi per hari pada Januari 2024.
PADA arus balik mudik konsumsi Pertamax Series (Pertamax dan Pertamax Turbo) meningkat tajam hingga 94% di Jateng dan DIY.
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved