Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KONFLIK Rusia-Ukraina yang berkembang dari hari ke hari telah mengguncang pasar komoditas, mulai dari harga batu bara hingga nikel ikut melonjak.
Ekspor komoditas Rusia dihambat sebagai akibat sanksi dari negara barat atas invasinya ke Ukraina. Ketika kekhawatiran tentang gangguan pasokan meningkat, harga minyak mentah, aluminium, nikel, dan batu bara pun naik.
Dilansir Moneycontrol, harga logam, seperti nikel telah mencapai level tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir, yakni menembus US$26.505 per ton.
Harga aluminium juga dilaporkan mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan mencapai US$3.597 per ton. Selain itu, harga batu bara pecahkan rekor baru dengan US$400 per ton.
Rusia diketahui memproduksi 6% aluminium dunia dan 10% nikel dunia.
Dalam satu hari, harga batu bara menyentuh level tertinggi baru $400 per ton, dan kontrak berjangka naik $140 per ton.
Komoditas lain yang terdampak sudah pasti harga minyak mentah dunia. Minyak mentah Brent naik ke level tertinggi, yakni menjadi US$118 per barel pada Kamis (3/3), level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Baca juga : Kunjungi Peternakan di Deli Serdang, Mentan Pastikan Stok Sapi Siap Potong Aman
Harga minyak mentah telah meningkat secara dramatis dalam seminggu terakhir sebagai akibat dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan aksi militer di Ukraina.
Amerika Serikat pekan lalu mengumumkan bahwa mereka bersedia menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia. Namun, Negeri Beruang Merah itu pun menyediakan 40% dari gas yang dibutuhkan oleh Uni Eropa.
Komoditas pangan seperti gandum ikut berimbas. Harga produk itu mencapai tertinggi multi-tahun karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu aliran bahan baku global dan memperburuk kekurangan pasokan.
Harga gandum berjangka di Amerika Serikat meningkat 25% di minggu ini saja, karena pasar mencoba memperhitungkan dampak potensi hilangnya pasokan Rusia jika komunitas internasional memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Moskow.
Gandum di perdagangan Chicago dilaporkan meroket lebih dari 40% di bulan lalu, ke level tertinggi 14 tahun menjadi US$$11,34 per gantang.
Rusia dan Ukraina pun menyumbang sekitar 29% dari ekspor gandum global. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Rusia dan Ukraina diperkirakan menyumbang 28,5% dari ekspor gandum dunia pada tahun 2021. (OL-7)
AGENDA hilirisasi yang dijalankan pemerintah saat ini dinilai terlalu eksklusif dan minim melibatkan masyarakat lokal. Itu termasuk dalam pelibatan rantai pasok,
AGENDA hilirisasi yang dijalankan pemerintah dinilai perlu diperbaiki secara menyeluruh dan dilakukan riset yang mendalam. Pasalnya, penghiliran komoditas Sumber Daya Alam (SDA)
ANOMALI hilirisasi dengan tingkat kesejahteraan di wilayah penghiliran terjadi mesti segera diteliti dan dipecahkan persoalannya. Pemerintah diminta untuk tidak membiarkan
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) telah beroperasi selama 56 tahun dan menjadi salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawarti berkeyakinan peluncuran Simbara untuk nikel dan timah akan menambah pundi-pundi negara, selain dari komoditas batu bara.
KEHADIRAN Simbara untuk komoditas nikel dan timah diyakini akan menambah pendapatan negara dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berupa royalti hingga Rp10 triliun.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk perang di Gaza.
Pigai selain menemui anak-anak korban perang juga bertemu dengan otoritas Ukraina seperti Ombudsman Anak dan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pemimpin-pemimpin G7 mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, menuding dukungan terhadap industri pertahanan Rusia memungkinkan Moskow melanjutkan perang di Ukraina.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Vladimir Putin telah menuntut agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah, menarik pasukan lebih jauh ke dalam negaranya sendir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved