Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2022 sebesar 14,29%, dari US$22,36 miliar di Desember 2021 menjadi US$19,16 miliar.
Penurunan secara bulanan itu utamanya disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor di sektor pertambangan dan lainnya sebesar 42,88% (mtm).
"Ekspor pertambangan dan lainnya ini mengalami penurunan tertinggi dikarekanakan penurunan komoditas batu bara yang turun 61,14%. Kemudian untuk komoditas lignit turun cukup besar sebesar 69,28%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Selasa (15/2).
Dia menambahkan, harga batu bara di tingkat dunia pada Januari 2022 juga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,81%. Sementara beberapa komoditas non migas yang mengalami peningkatan secara bulanan adalah minyak kelapa sawit, minyak kernel, alumunium, timah, nikel, tembaga, dan karet.
Komoditas non migas yang mengalami peningkatan harga cukup besar secara bulanan yakni secara minyak kernel naik 17,96% (mtm), nikel 11,69% (mtm), dan alumunium meningkat 11,52% (mtm).
Baca juga: Impor Indonesia Turun 14,62% pada Januari 2022
Sementara harga komoditas komoditas minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari US$73,6 per barel pada Desember 2021 menjadi US$85,89 per barel pada Januari 2022.
Selain sektor pertambangan dan lainnya, tiga sektor ekspor lain seperti migas; pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta industri pengolahan juga mengalami penurunan masing-masing -17,59% (mtm), -5,79% (mtm), dan -7,91% (mtm).
Ekspor migas Januari 2022 tercatat mengalami penurunan 17,59% (mtm), dari US$1,09 miliar di Desember 2021 menjadi US$0,90 miliar. Penurunan juga terjadi pada ekspor non migas sebesar 14,12% (mtm) dari US21,27 miliar menjadi US$18,26 miliar.
"Secara bulanan, total ekspor mengalami penurunan. Kalau kita lihat menurut sektor, seluruhnya mengalami penurunan. Ini karena faktor musiman, di mana setiap Januari itu selalu lebih rendah dari Desember di dua tahun terakhir," kata Setianto.
Namun bila dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy) tercatat terjadi pertumbuhan nilai ekspor sebesar 25,31% dari US$15,29 miliar di Januari 2021 menjadi US19,16 miliar di Januari 2022.
Tercatat ekspor migas mengalami pertumbuhan 1,96% (yoy) dari US$0,88 miliar di Januari 2021. Peningkatan juga terjadi pada ekspor non migas sebesar 26,74% (yoy) dari US$14,41 miliar.
"Kalau dilihat perubahan secara tahunan, seluruh sektor masih mengalami peningkatan, dan ekspor industri pengolahan mengalami peningkatan tertinggi, sebesar 31,16%. Hal ini didorong oleh peningkatan pada komoditas besi baja yang naik 126,56%, kemudian pakaian jadi atau konveksi juga meningkat 47,05%," jelas Setianto. (OL-4)
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Sebanyak 18 orang yang terlibat dalam kasus korupsi pengelolaan komoditas timah di PT Timah Tbk dari tahun 2015 hingga 2022 telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah menyetujui dua langkah cepat untuk mengatasi peredaran barang impor ilegal.
PENURUNAN ekspor maupun impor yang terjadi di Juni 2024 secara month to month (mtm) merupakan catatan penting bagi sektor perdagangan Indonesia.
INDONESIA kembali mencatatkan surplus perdagangan pada Juni 2024. Namun nilai surplus di bulan keenam tahun ini menjadi yang paling rendah dalam empat bulan terakhir, yakni US$2,39 milar.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali membanggakan neraca perdagangan nasional yang terus menunjukkan tren positif. Surplus selama 48 bulan menurutnya patut diapresiasi.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.
Surplus akan sehat jika faktor pendorongnya dari peningkatan ekspor. Sekarang, ekspor kita justru turun dan bisa surplus karena impor turun lebih tajam.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik karena terus menerus di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5) dibuka menguat menjelang rilis data neraca perdagangan domestik April 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved