Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDONESIA sebagai negara maritim merupakan gudang sumber produk perikanan yang beragam dan dicintai oleh konsumen dalam dan luar negeri.
Ikan Nila Indonesia menjadi salah satu produk perikanan yang dipercaya di pasar internasional. Karena itu, ikan Nila menjadi salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia.
Salah satu daerah yang menghasilkan produk perikanan yaitu daerah Sumatera Utara tepatnya dari Danau Toba. Hasil budidaya ikan Nila yang berasal dari danau terbesar di Indonesia ini cukup signifikan. Kontribusi ekspor ikan Nila dari Danau Toba, Sumatera Utara mencapai 91,66% dari total ekspor ikan Nila Indonesia, yaitu sebesar US$71,89 juta pada tahun 2020.
Produk ikan Nila yang diperdagangkan di pasar global dalam bentuk segar dan beku di antaranya ikan nila utuh segar, ikan Nila utuh beku, fillet ikan Nila segar, dan fillet ikan Nila beku. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebagai produsen ikan Nila terbesar kedua dunia, mengekspor tilapia sebanyak 12,29 ribu ton dengan nilai US$78,44 juta pada tahun 2020.
Membedah data BPS, Dr. Suhana, MSi, Peneliti bidang Ekonomi Kelautan pada Indonesia Ocean Juctice Initiative (IOJI) menjelaskan, arus ekspor ikan Nila Indonesia berasal dari 5 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan DKI Jakarta.
“Kontribusi Nilai ekspor Tilapia (nila) dari kelima provinsi tersebut masing-masing adalah 91,66%, 8,29%, 0,04%, dan 0,0001%. Berdasarkan hal tersebut, Sumatera Utara merupakan provinsi terbesar eksportir Tilapia dari Indonesia,” urainya.
Dari angka US$78,44 juta nilai ekspor ikan Nila Indonesia ke pasar global, kontribusi ekspor Nila dari Sumatera Utara mencapai US$71,89 juta. Ekspor ikan Nila dari Sumatera Utara yang dibudidayakan dengan sistem keramba jaring apung (KJA) berkelanjutan di Danau Toba itu mayoritas dikirim ke Amerika (61,29%), sisanya ke Kanada (14,63%) dan Taiwan (11,73%).
Sebagai ikan yang dibudidayakan terbanyak kedua di seluruh dunia, perkembangan perdagangan ikan Nila global akan terus meningkat. Apalagi, ikan Nila juga dikenal sebagai aquatic chicken karena kemudahan dibudidayakan secara massal dan pengkinian teknologi pembiakan sehingga dapat menyusul industri peternakan ayam di Amerika. Di samping itu, seperti daging ayam, ikan Nila juga menarik konsumen yang beragam.
Apalagi, ikan Nila yang dibudidayakan mengikuti cara budidaya yang baik dan benar sesuai prinsip good aquaculture practice (GAP), akan menghasilkan daging ikan berkualitas tinggi. Seperti ikan Nila yang dibudidayakan sesuai GAP di Danau Toba, sangat diterima pasar mancanegara karena keunggulan daging ikan yang rasanya enak, menyehatkan, tidak berbau lumpur, dan bebas residu antibiotik.
Ikan Nila Danau Toba mengungguli ikan Nila dari China karena jaminan keamanan pangan yang bebas cemaran residu antibiotik dan bau lumpur serta menyehatkan.
Daniel Pauly, Ilmuwan perikanan yang paling banyak dikutip di dunia membenarkan istilah nila sebagai aquatic chicken.
“Nila merupakan ikan yang sangat enak dan menyehatkan. Nila bisa dikelola dalam berbagai kondisi lingkungan. Anda bisa membudidayakannya di halaman rumah tetapi juga bisa membudidayakannya dalam konteks (skala) industri. Nila bisa menjadi “ayam”, “ayamnya air” (aquatic chicken) di masa depan,” jelasnya melansir Marine Fisheries & Aquatic Series PBS.org.
Melihat fakta tersebut, prospek ekspor ikan Nila semakin terbuka. Hal ini senada dengan analisis Suhana. Indeks analisis penetrasi pasar ekspor Nila Indonesia tahun 2019 hanya sebesar 0,10 atau turun dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 0,18.
“Dalam periode 2012-2019, rata-rata indeks nilai penetrasi pasar ekspor tilapia Indonesia hanya mencapai 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar negara yang mengimpor produk tilapia dunia belum tersentuh produk tilapia Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi produk tilapia Indonesia,” kupasnya.
Lebih lanjut Suhana menerangkan, pada tahun 2019 ada 154 negara yang mengimpor produk ikan Nila. Tetapi, Indonesia hanya bisa menembus pasar ekspor di 16 negara saja.
“Oleh sebab itu, pemerintah dan para pelaku bisnis produk ikan Nila perlu terus berinovasi dan meningkatkan produksi agar dapat menembus lebih banyak negara-negara yang selama ini mengimpor produk ikan Nila,” tutupnya. (RO/E-1)
Ikan patin yang memiliki nama ilmiah Pangasius sp. memiliki manfaat kesehatan tinggi berkat kandungan vitamin, mineral dan protein yang melimpah.
Kegiatan ini dirancang sebagai wadah untuk mengintegrasikan beragam peluang dan informasi terkini dari berbagai sektor dan stakeholders.
Kemitraan dan kolaborasi adalah keniscayaan yang harus kita dukung bersama agar kualitas pendidikan vokasi terus meningkat.
Pasar makanan laut global diperkirakan tumbuh sebesar 8,92% pada tahun 2025.
ASIAN-Pacific Aquaculture 2024 (APA 2024) yang baru saja digelar di Surabaya, Jawa Timur, bisa menjadi momentum bagi Indonesia dalam meningkatkan investasi pada sektor perikanan.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti upaya pengembangan budidaya perikanan nasional. Ia berharap langkah itu bisa mendorong sektor perikanan.
PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) melakukan ekspor tiga kontainer produk alas kaki dengan merek Nike senilai US$405 ribu atau setara Rp6,50 miliar ke Uni Eropa (UE) dan AS di Salatiga, Jawa Tengah.
Korea Selatan terus mempromosikan produk-produk makanan dan minuman ke Indonesia. Salah satunya, produk pertanian seperti buah-buahan seperti strawberry dan peach.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu merek Hoka ke Amerika Serikat pada Jumat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor sebanyak 16.000 pasang sepatu produksi PT Yih Quan Foot Wear Indonesia di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Tren makanan dan minuman Korea yang semakin mendunia berkat Hallyu atau Korean Wave berhasil mendongkrak ekspor Korean Food ke pasar Indonesia. Hal itu pun dimanfaatkan
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved