Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMUNITAS otomotif mengaku tak keberatan, jika Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax series. Apalagi, dibandingkan SPBU swasta seperti Shell, BUMN energi tersebut hampir dua tahun tak pernah menaikkan harga BBM RON 92.
“Saya setuju harga naik. Tapi kalau memungkinkan, harganya agar masih lebih rendah dibandingkan SPBU swasta,” kata Humas Club Ayla Indonesia (CAI) Adjie Sambogo di Jakarta, Kamis (3/2).
Menurut Adjie, kenaikan harga tidak akan berpengaruh terhadap konsumsi Pertamax. Pasalnya, lanjut dia, konsumen tentu membandingkan dengan harga RON sejenis yang dijual di SPBU swasta.
“Makanya, kami masih akan tetap menggunakan Pertamax. Asalkan itu tadi, tidak melonjak tajam dan tidak lebih tinggi dibandingkan SPBU asing,” imbuhnya.
Adjie menambahkan, penggunaan Pertamax memang menjadi kebutuhan. Termasuk untuk menjaga performa mesin.
Baca juga : Pertamina dan AKR Corporindo Belum Setor Pajak Bahan Bakar Rp2 T
Selain itu, juga karena RON 92 merupakan BBM yang dianjurkan oleh industri otomotif. “Jadi selain karena kebutuhan, juga karena mesin memang membutuhkan RON 92 seperti rekomendasi pabrikan,” kata dia.
Tidak seperti SPBU asing yang beberapa kali menaikkan harga sejak pandemi Covid-19 Pertamina memang tetap menjaga harga jual BBM jenis Pertamax.
Sepanjang 2021 misalnya, Shell termonitor lima kali menaikkan harga BBM, yaitu pada April, Juli, Oktober, November, dan Desember.
Saat ini, Shell menjual Super (RON 92) Rp12.040 per liter. Begitu juga Vivo, juga menjual Revvo 92 seharga Rp11.900 per liter. Harga kedua SPBU tersebut jauh di atas Pertamax yang dijual Pertamina, yaitu Rp9.000 per liter.
Kenaikan harga BBM di berbagai SPBU swasta, memang dipicu melonjaknya harga minyak dunia sejak awal pandemi. Minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) misalnya, sudah menyentuh harga USD 87,81 per barel.
Sedangkan jenis Brent sudah pada level USD 90,95 per barel. Padahal, saat April 2020, harga WTI negatif yaitu pada (–USD37,63) per barel. Sedangkan Brent, ketika itu berada pada titik USD21 per barel.
Dalam konteks itulah Adjie sependapat, jika harga Pertamax terus bertahan, bisa jadi malah menambah beban Pertamina. Dan pada akhirnya, yang terimbas adalah masyarakat juga. Termasuk berkurangnya kontribusi BUMN tersebut saat pandemi Covid-19.
“Apalagi saat Covid, kan bantuan BUMN seperti Pertamina, yang besar. Jadi saya setuju kalau harga dinaikkan,” pungkasnya. (RP/OL-09)
Saat ini, terpantau pelayanan solar subsidi di Kabupaten Sikka berjalan normal tidak mengalami kendala maupun antrian yang mengular.
Alangkah baiknya jika pengaturan pembelian BBM subsidi juga dilaksanakan segera sehingga volume BBM subsidi bisa berkurang dan masyarakat dari kalangan mampu akan membeli BBM nonsubsidi.
Mulai 1 Agustus 2024, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga adanya pemalsuan dokumen dalam pengadaan liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina (Persero).
PERTAMINA (Persero) kembali membuka Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2024 dan siap menerima karya jurnalistik terbaik dari insan media Indonesia
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Dalam upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan telah dikembangkan.
PEMERINTAH akan merilis BBM janis baru, bioetanol, yakni kandungan rendah sulfur dalam minyak solar dengan menggunakan bahan bakar nabati bioetanol pada 17 Agustus 2024.
Secara umum stok dan penyaluran BBM dalam kondisi aman dan berjalan lancar.
Konsumsi Pertalite di Sumut mengalami peningkatan menjadi 6.284 KL per hari dari 4.558 KL rata-rata konsumsi per hari pada Januari 2024.
PADA arus balik mudik konsumsi Pertamax Series (Pertamax dan Pertamax Turbo) meningkat tajam hingga 94% di Jateng dan DIY.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved