Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDUSTRI kelapa sawit Indonesia berpeluang mendapat penambahan nilai hingga US$ 9 miliar atau sekitar Rp130 triliun apabila proaktif melakukan mitigasi perubahan iklim global. Upaya ini dapat dicapai jika sektor perbankan dan investor, pemerintah pusat dan daerah, perusahaan dan organisasi kemasyarakatan merespon dengan sigap.
Terutama dengan strategi memanfaatkan permintaan minyak sawit yang terus tumbuh, sembari mengurangi emisi gas rumah kaca, serta melindungi hutan dan lahan gambut.
Temuan penting didapatkan dari kajian Orbitas, lembaga berbasis Washington, D.C., Amerika Serikat yang berfokus meneliti risiko transisi iklim untuk investor yang mendanai komoditas tropis. Dalam kajian terbarunya berjudul "Climate Transition Risk Analyst Brief, Indonesia Palm Oil" Orbitas menyebutkan, pelaku industri di Tanah Air akan mendapat manfaat dari transisi iklim jika menerapkan model produksi yang berkelanjutan.
Laporan ini mengungkap transisi iklim akan berdampak besar pada bisnis minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebagai komoditas ekspor utama Indonesia. Sejauh mana dampaknya, baik negatif atau positif, tergantung dari kecepatan respons berbagai pemangku kepentingan di Indonesia.
CEO of Climate Advisers UK and the Managing Director of Orbitas, Mark Kenber menjelaskan terdapat beberapa risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan sawit akibat transisi iklim.
“Perubahan kebijakan dan hukum, inovasi dan teknologi, serta perubahan pasar akan terjadi sebagai respon atas transisi iklim. Seluruh sektor yang terkoneksi dalam perdagangan global akan terdampak termasuk kelapa sawit,” ujar Mark dalam sesi presentasi pada peluncuran kajian dalam rangkaian forum tahunan Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE), Jumat (27/8).
Walaupun peluangnya cukup besar, risiko yang ditimbulkan jika bisnis sawit tidak dikelola secara berkelanjutan justru lebih besar. Laporan ini menunjukkan 76 persen lahan konsesi yang belum ditanami dan 15 persen konsesi yang sudah ditanami berisiko menjadi aset terdampar (stranded assets).
Kemampuan produsen sawit untuk mengelola risiko ditentukan oleh: kemampuan menghasilkan panen, kemampuan adaptasi pada perubahan, akses modal, dan efisiensi operasional.
Meski demikian, Mark menjelaskan. terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan sawit di Indonesia. Hal tersebut dapat diperoleh dengan melakukan konservasi dan restorasi hutan secara masif, intensifiasi produktifitas lahan, dan menerapkan bio-methan capture dalam produksi CPO sebagai substitusi penggunaan bahan bakar fosil di sektor industri hingga transportasi.
Masih dalam forum webinar yang bertajuk "New Opportunity for the Palm Oil Industri in Climate Transition" ini, Managing Director, Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement, Sinar Mas Agribusiness & Food, Agus Purnomo menyebutkan, selama ini perusahaan telah berupaya menerapkan sawit berkelanjutan dengan beradaptasi pada tantangan perubahan iklim.
Baca juga : Sulteng Lepas Ekspor Kakao Biji Sebagai Komoditas Andalan Provinsi
“Ada empat strategi yang kami lakukan untuk menghadapi dampak transisi iklim yakni menggunakan bibit unggul (high-yielding seeds) untuk mengatasi penurunan produktifitas, memperbaiki kawasan di sekitar sungai dan mencegah terjadinya kekeringan dan banjir, menerapkan teknologi water footprint yakni vertigasi melalui pipa-pipa yang meneteskan air di daerah kering, dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” katanya di forum yang sama.
Agus juga menyebut pihaknya selama ini telah melibatkan 87 ribu petani swadaya masuk ke dalam rantai pasok dan melakukan berbagai upaya mendukung produktivitas mereka.
Di forum yang sama, VP Corporate Banking 6 Bank Mandiri Nurulloh Priyo Sembodo menyebutkan. sektor agrikultur, khususnya kelapa sawit, selama ini menjadi tulang punggung perekonomian karena sektor ini yang memiliki kecepatan recovery speed atau kecepatan pemulihan yang baik di masa pandemi Covid-19.
Adapun dari sisi pendanaan, inklusivitas dan akses pembiayaan diperlukan untuk mendukung praktik industri sawit berkelanjutan. Untuk hal tersebut, Nurulloh menekankan 3 pilar strategi pengelolaan kuangan yang berkelanjutan.
“Dari Mandiri sendiri kami mengedepankan dari sisi sustainable banking untuk mengelola portofolio perusahaan yang berkelanjutan, serta mengembangkan produk dan financial service contohnya sustainable bond yang sudah kami terbitkan pada Maret tahun ini. Dari sisi operasi bisnis kami juga memantau penerapan ecofriendly operation.”
Ia menambahkan, Bank Mandiri selama ini berupaya membantu petani swadaya menjalankan inisiatif wirausaha mandiri untuk mendorong produktivitas. Bank Mandiri juga memberikan akses permodalan berupa kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit plasma terhadap petani sawit.
“Di sektor sawit, kami membentuk acceptance criteria yang merupakan prasayarat apakah kami bisa membiayai bisnis sawit. Di dalamnya terdapat aspek berkelanjutan,”imbuhnya.
Sementara dari sisi pemerintah, upaya transisi untuk meminimalisir risiko iklim dijalankan melalui berbagai kebijakan seperti moratorium sawit, perluasan penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Dedi Junaedi menambahkan, nanyak regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah, termasuk saat ini terdapat Rencana Aksi Nasional (RAN) sawit berkelanjutan dengan melibatkan 14 kementerian/lembaga pusat, 26 gubernur dan bupati daerah sentra sawit.
"Kami juga membentuk forum multi pihak”, ujar Dedi. (RO/OL-7)
Kalangan pendidikan usulkan informasi tentang kelapa sawit dimasukkan dalam muata lokal sekolahÂ
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Pemerintah bakal memperluas peran BPDPKS. Ke depan, lembaga itu tidak hanya mengurusi dana sawit saja, tetapi juga produk perkebunan lain seperti kelapa, kakao, dan karet.
PERUSAHAAN Perkebunan Negara PTPN IV Regional II mengedepankan pendekatan persuasif dalam perbedaan pendapat yang terjadi dengan KUD Setia Abadi di Kabupaten Mandailing Natal,
IPB dan Untad kerja sama sosialisasikan tandan kosong sebagai pupuk organisasi sawit
KLHK dan Ombudsman menggelar entry meeting bersama Ombudsman RI dalam rangka melakukan Kajian Sistemik tentang Pencegahan Maladministrasi dalam Layanan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit.
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Pemerintah dinilai gagal membangun tata produksi industri minyak kelapa sawit. Padahal, menurutnya Indonesia adalah negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Dari 24 invensi yang divaluasi, 16 invelis di antaranya telah dinyatakan lolos seleksi Grant Riset Sawit 2021-2023
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai (BC) Tipe B Batam, Evi Octavia, menargetkan penerimaan di tahun ini sebesar Rp659,45 miliar.
Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 diproyeksikan mengalami surplus senilai US$1,57 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved