Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
NERACA perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$2,59 miliar pada Juli 2021. Surplus itu terjadi lantaran nilai ekspor nasional mencapai US$17,70 miliar lebih tinggi dari nilai impor yakni US$15,11 miliar.
Surplus neraca dagang pada Juli 2021 itu tercatat lebih baik dari kondisi Juli 2019 yang mengalami defisit US$0,28 miliar. Namun angka itu lebih rendah dibanding realisasi neraca dagang Juli 2020 yang tercatat surplus US$3,23 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan, capaian surplus pada Juli 2021 memperpanjang kinerja positif perdagangan Indonesia. Sebab, dalam 15 bulan terakhir neraca dagang Indonesia mengalami surplus dan mengindikasikan adanya perbaikan kinerja ekonomi.
"Tren dari 2020 membukukan surplus 15 bulan secara beruntun. Ini juga memberikan indikasi ekonomi kita semakin membaik," ujarnya saat menyampaikan rilis secara virtual, Rabu (18/8).
Berdasarkan data BPS, surplus neraca dagang Indonesia yang tertinggi tercatat pada Oktober 2020. Kala itu neraca dagang Indonesia mengalami surplus sebesar US$3,58 miliar. Surplus tertinggi di 2021 terjadi pada Mei yang mencatatkan US$2,70 miliar.
Secara kumulatif, pada periode Januari-Juli 2021 neraca dagang Indonesia tercatat mengalami surplus US$14,42 miliar. Nilai itu jauh lebih baik dibanding periode sama di 2020 dan 2019 yang masing-masing mencatatkan surplus US$8,65 miliar dan defisit US$2,15 miliar. "Jadi surplus kita kalau dilihat tahun ke tahun pada periode Januari-Juli ini cukup tinggi," terang Margo.
Baca juga: Kinerja Impor Indonesia Turun 12,22% pada Juli 2021
Kinerja dagang Indonesia pada Juli 2021 juga mencatatkan surplus dengan beberapa negara mitra dagang. Tercatat neraca dagang Indonesia surplus dengan Amerika sebesar US$1,27 miliar, dengan Filipina surplus US$533 juta, dan dengan Malaysia surplus US$397,5 juta. Kinerja neraca dagang defisit dialami Indonesia terhadap Tiongkok sebesar US$844,5 juta, Australia US$448,1 juta, dan Thailand US$271,1 juta. (OL-14)
Kebijakan Publik Syafril Sjofyan menilai unsur kesengajaan tersebut diduga hadir dari Perum Bulog.
Impor ilegal adalah hal yang harus dihadapi secara bersama-sama agar tidak terus menggerus pasar dalam negeri Indonesia.
Pihak yang paling dirugikan dari maraknya impor produk asing saat ini adalah industri kecil dan menengah (IKM), bukanlah usaha kecil dan menengah (UKM).
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyita barang impor ilegal yang dikelola oleh WNA
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengakui target digitalisasi UKM tidak akan tercapai di tahun ini.
Jerry mengakui, selama ini Perum Bulog tidak pernah transparan dalam urusan pengadaan hingga distribusi beras.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali membanggakan neraca perdagangan nasional yang terus menunjukkan tren positif. Surplus selama 48 bulan menurutnya patut diapresiasi.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.
Surplus akan sehat jika faktor pendorongnya dari peningkatan ekspor. Sekarang, ekspor kita justru turun dan bisa surplus karena impor turun lebih tajam.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik karena terus menerus di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5) dibuka menguat menjelang rilis data neraca perdagangan domestik April 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved