Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI)membukukan laba bersih meningkat menjadi US$7,2 juta, naik 149% atau US$4,3 juta, dibandingkan semester I 2020 yang besarnya US$2,9 juta.
Segmen Kapal Curah Besar (Mother Vessel) menyumbang laba US$3,5 juta, diikuti segmen Fasilitas Muatan Apung, Floating Loading Facility (FLF/FC) dengan US$2,4 juta, dan segmen kapal tunda & tongkang (TNB) dengan US$1,3 juta. EBITDA hingga akhir Juni 2021 tercatat US$16,5 juta, naik 33% dari US$12,4 juta pada Semester 1 2020.
Faktor meningkatnya permintaan batubara ke China dan negara lain turut mendongkrak kinerja usaha Perseroan secara keseluruhan. Lebih lanjut, Perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor pengangkutan non-batubara, seperti bauksit, dan nikel serta fokus pada keberlanjutan usaha, termasuk ekspansi lebih luas ke pasar internasional.
Sepanjang semester I 2021, Pelita Samudera Shipping membukukan Pendapatan Usaha (Revenue) sebesar US$45,7 juta, meningkat 29% atau US$10,1 juta dari US$35,5 juta pada periode yang sama tahun 2020.
Segmen TNB menyumbang pendapatan usaha tertinggi di Semester 1 2021 dengan total US$17,2 juta, meningkat 23% dari 6M-2020. US$4,5 juta diantaranya berasal dari pendapatan sewa berjangka (Time Charter) yang meningkat signifikan sebesar 1668% atau US$4,3 juta dibandingkan pendapatan TC Semester 1 2020 sebesar US$256 ribu. Dengan utilisasi TNB yang dimanfaatkan untuk disewakan berjangka berimbas pada menurunnya jumlah volume angkut, namun utilisasi armada berhasil mencapai stabil tinggi di 93,7%.
Segmen MV turut berkontribusi signifikan dalam peningkatan pendapatan Semester 1 2021. Total pendapatan usaha tercatat US$14 juta, naik 22% atau US$11,5 juta (YoY).
Dengan utilisasi mencapai 100%, semua MV milik Pelita Samudera telah disewakan untuk kontrak jangka panjang, menengah dan pendek guna melayani pasar domestik dan internasional. Dua MV ukuran Supramax disewa berjangka untuk mengangkut batubara dari Kalimantan ke Sulawesi. Sementara empat MV ukuran Handysize disewa berjangka untuk mengangkut batubara ke China, Jepang dan ekspansi ke CIS Rusia dan Teluk Persia. Total pendapatan dari sewa berjangka segmen MV tercatat US$9,6 juta, tertinggi dari segmen lainnya untuk pendapatan Time Charter. Pencapaian tersebut naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, sebesar US$4,9 juta.
Segmen FLF/FC juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan Semester 1. Berkat kontrak jangka panjang yang sebelumnya berhasil diamankan untuk 2021, hingga Juni total volume angkut mencapai 10,6 juta metrik ton, naik 47% atau 3,4 juta metrik ton dari Semester 1 2020. Selain kargo batubara, di Semester 1 2021, FLF/FC juga tercatat mengangkut lebih dari 817 ribu metrik ton kargo bauksit dari wilayah Kalimantan.
Utilisasi FLF juga lebih baik 9,8% dari 63,6% di 6M-2020, menjadi 73,4% di Semester 1 2021. Total pendapatan dari segmen ini mencapai US$14,4 juta, mengalami kenaikan 44% dari US$10 juta Year-on-Year
Iriawan Alex Ibarat, Dirut Pelita Samudera Iriawan Ales mengatakan perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang solid, mencapai bahkan melebihi target usaha dan sukses mendiversifikasi usaha yang telah ditetapkan.
"Tingginya permintaan batubara di pasar internasional termasuk China serta pasar domestik, telah meningkatkan permintaan sewa berjangka kapal kapal PSS untuk angkutan batubara yang turut berperan dalam peningkatan Laba Bersih Perseroan. Situasi ekonomi global akibat pandemi yang masih cukup menantang, memacu Perseroan untuk lebih adaptif dan tidak bertumpu pada pengangkutan batubara semata dalam melihat peluang usaha agar bisnis bisa berkelanjutan,” tandasnya.
Sejak 2019, Pelita Samudera Shipping telah melakukan diversifikasi di luar sektor angkutan batubara. “Untuk 2021, Perseroan menargetkan 30% pendapatan dari sektor non-batubara dan akan terus ditingkatkan. Saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” tuturnya.
Alex menambahkan, saat ini pemulihan kesehatan di masa pandemi Covid-19 merupakan aspek utama dalam keseluruhan proses pemulihan ekonomi nasional. (RO/E-1)
Aksi korporasi ini akan melibatkan sebanyak 500 juta saham baru dengan kisaran harga penawaran awal antara Rp100 hingga Rp150 per lembar saham.
Skema Full Call Auction (FCA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir-akhir ini dinilai telah menimbulkan keresahan para investor ritel.
Ruang publik bukan hanya dapat digunakan sebagai tempat untuk beraktivitas bagi masyarakat, namun juga platform berinteraksi.
Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini sebagian besar (76,64%) akan digunakan untuk investasi dan belanja modal Perseroan.
IHSG dibuka menguat 3,02 poin atau 0,04% ke posisi 7.249,72.
Investor sedikit lebih optimis pada pekan ini setelah pergolakan yang terjadi pada minggu lalu.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
EMITEN tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menetapkan pembagian dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp1,6 triliun.
Kondisi pasar saham di pertengahan 2024 akan terbantu oleh kinerja keuangan emiten seiring dengan musim pengumuman laporan keuangan emiten periode Juni sebulan ke depan.
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggandeng SW Indonesia untuk mengedukasi perusahaan tercatat tentang Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved