Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDEKS Harga Saham Gabungan dari (IHSG) perdagangan Rabu (23/6) dibuka pada level 6.095,89, menguat dari penutupan kemarin di level 6.087,84.
"Pergerakan akan masih akan dipengaruhi kenaikan kasus Covid-19 dari dalam negeri, pembatasan mikro, serta ada potensi pemulihan ekonomi akan kembali melambat pada kuartal III-2021, sehingga diperkirakan penguatan hanya akan bersifat jangka pendek," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Rabu (23/6).
Pada perdagangan semalam, bursa saham AS ditutup dengan kecenderungan menguat. Indeks Dow Jones naik +0,2%, S&P500 +0,51% dan Nasdaq +0,79%. Penguatan terjadi setelah Gubernur The Fed, Jerome Powell mengatakan di depan DPR bahwa ia yakin inflasi yang tinggi hanya sementara dan tingkat inflasi akan kembali turun.
Inflasi yang terjadi disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi, sehingga ada peningkatan tajam antara persediaan dan permintaan. Selain itu Jerome Powell juga menyebut ekonomi AS cenderung pulih dan pasar tenaga kerja akan kembali naik. Di sisi lain, yield obligasi 10 tahun AS melemah -1,24% menjadi 1,467%. VIX index, yang mencerminkan volatilitas pasar juga turun -6,8%.
Sedangkan bursa Asia dibuka bercampur. Bank of Japan menyatakan bahwa penggunaan stimulus untuk menopang ekonomi, dapat berakibat pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari target bagi Jepang dan negara lain. Hal ini memberi sinyal bahwa kemungkinan Jepang dapat menggelar stimulus keuangan lebih lanjut.
"Dengan dukungan kenaikan bursa global, dollar index yang turun dibawah level 92, IHSG kami perkirakan dapat kembali menguat namun terbatas, terlebih kasus laju Covid-19 belum turun. Pagi ini indeks Nikkei terpantau flat -0,04% namun KOSPI naik +0,34%," kata Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma.
Di sisi lain, pengenaan tarif pada pajak ekspor crude palm oil (CPO) menjadi perhatian para pelaku pasar, yang dinilai menjadi salah satu penyebab terkoreksinya harga emiten CPO di tengah kenaikan harga komoditasnya.
Berdasarkan PMK No.191/PMK 05/2020, pungutan ekspor CPO dengan harga di bawah atau sama dengan US$670 per ton dikenai tarif US$55 per ton. Tarif ini akan dinaikkan US$15 per ton setiap kenaikan harga CPO US$25 per ton.
Menteri Keuangan menjelaskan terkait keputusan tersebut dimana tarif pajak ekspor CPO dimulai dengan harga US$ 750 per ton. Setiap US$50 kenaikan harga CPO, akan ada kenaikan dua tarif, yaitu US$20 perton untuk CPO dan US$16 per ton untuk setiap produk turunannya.
Untuk tarif maksimal harga CPO di atas US$1.000 per ton ada tarif flat sebesar US$175. Sehingga, tidak ada kenaikan progresif yang tidak terbatas, tapi menggunakan threshold US$1.000 yang tarifnya flat.
"Berdasarkan peraturan tersebut, kami melihat hal ini dapat berdampak pada kepentingan pelaku industri hilir sawit melalui program besar biodiesel B30, sehingga dapat segera naik ke program B40. Program biodiesel tersebut tidak ada keterkaitannya dengan kenaikan harga CPO ataupun harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini," kata Nico.
Kenaikan harga CPO disebabkan oleh musim dan produksi yang menyusut sehingga kebutuhan sawit dalam negeri meningkat, ditambah dengan pemulihan ekonomi yang sudah membaik karena pandemi virus corona khususnya negara negara tujuan ekspor sawit.
Penurunan harga CPO dalam 2 bulan terakhir memberikan tekanan pada kinerja saham emiten CPO di kuartal II-2021, yang dinilai juga berdampak pada penurunan surplus neraca perdagangan. Jika mengacu pada historis, surplus dagang sepanjang pandemi lebih karena ada penurunan impor. Sedangkan kinerja ekspor belum begitu pulih seperti pada masa sebelum pandemi.
Hal ini cukup terlihat dari volume ekspor yang turun sejak Maret, meski permintaan dan harga komoditas sepanjang bulan April-Mei masih tetap kuat. (Try/E-1)
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved