Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut

Fetry Wuryasti
15/12/2020 20:56
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut
Ilustrasi neraca perdagangan(Ilustrasi)

NERACA perdagangan Indonesia November 2020 kembali mencatat surplus, yakni US$ 2,61 miliar. Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama tujuh bulan terakhir sejak Mei 2020.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2020 secara keseluruhan mencatat surplus US$19,66 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit US$3,51 miliar.

"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, melalui pernyataan resmi yang diterima, Selasa (15/12).

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.

Surplus neraca perdagangan November 2020 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

Baca juga : BPS: IPM Indonesia Tahun Ini tidak Biasa

Neraca perdagangan nonmigas November 2020 mencatat surplus US$ 2,94 miliar, melanjutkan kinerja positif pada bulan sebelumnya yang mengalami surplus sebesar US$ 4,04 miliar.

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja," kata Erwin.

Sementara itu, impor nonmigas baik kelompok konsumsi, bahan baku, maupun barang modal mengalami peningkatan, sejalan dengan aktivitas ekonomi yang berangsur membaik.

Adapun, defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$465,4 juta pada Oktober 2020 menjadi sebesar US$322,9 juta, dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan impor migas. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya