Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pasar Digital Genjot Industri Kemasan

Insi Nantika Jelita
30/11/2020 13:45
Pasar Digital Genjot Industri Kemasan
PENGEMASAN MINUMAN REMPAH INSTAN: Warga melakukan proses pengemasan minuman rempah jahe merah di industri rumahan.(ANTARA/Syaiful Arif)

SEIRING perkembangan ke arah era industri 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan kinerja industri kemasan meningkat. Hal ini juga dikatakan, tidak lepas dari berkembangnya pasar digital.

"Proporsi ini kami yakini akan meningkat lebih tinggi dengan didorong oleh pesatnya peningkatan pasar digital yang membuat mobilitas produk semakin tinggi," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam keterang resminya, Senin (30/11).

Gati menuturkan, berdasarkan data Indonesia Packaging Federation 2020, kinerja industri kemasan di Tanah Air diproyeksi tumbuh pada kisaran 6% di 2020, naik dari nilai realisasi tahun lalu sebesar Rp98,8 triliun. Ditinjau dari materialnya, kemasan yang beredar sebesar 44% dalam bentuk kemasan fleksibel, 14% kemasan rigid plastic, dan 28% kemasan paperboard.

"Karakteristik kedua kemasan tersebut, dari sisi ekonomi dan daya tahan membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik," kata Gati.

Mengutip dari riset AT Kerney (2019) di Asia, Gati menyebut ada beberapa pergeseran paradigma yang terjadi secara makro ekonomi dan memengaruhi tren industri pengemasan. Misalnya, pertumbuhan penjualan retail daring di Asia yang mencapai rata-rata 19% per tahun, menggeser tren kemasan yang awalnya lebih mementingkan penampilan, menjadi lebih mementingkan kekuatan dan daya tahan kemasan.

"Kemudian, meningkatnya permintaan smart packaging, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kemasan yang berkelanjutan, serta desain kemasan yang dapat mengurangi biaya pengemasan. Ini tentu saja akan mengurangi harga jual dan meningkatkan daya saing produk," jelas Gati.

Dengan kemajuan teknologi, lanjut Gati, orang-orang terus berinovasi mengembangkan teknologi kemasan dan mencari solusi untuk masalah-masalah pangan yang sangat rentan risiko, seperti untuk pangan basah.  (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya