Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DIREKTUR Utama PT Danareksa Sekuritas Friedirica Widyasari menilai pandemi covid-19 jadi waktu yang tepat untuk investor pemula masuk ke pasar modal. Pasalnya saat pandemi, sejumlah saham unggulan dari perusahaan tertentu saat ini melakukan diskon harga saham.
“Menurut saya ini waktu yang tepat untuk membeli saham (masuk ke pasar modal). Karena saham yang bagus di situasi unusual seperti ini melakukan diskon yang cukup banyak,” ujar Friedirica saat melakukan diskusi secara virtual, Kamis (13/8).
Ia melanjutkan, dirinya tak memungkiri unruk membeli saham yang bagus memang harganya sudah mahal. Namun, di situasi yang tidak biasa ini sejumlah saham bagus melakukan diskon yang cukup banyak. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk investor pemula. Ia menyebut kriris seperti ini tidak datang kapan saja sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor.
Baca juga : Menkop UKM: Koperasi Simpan Pinjam yang Patuh Aturan Masih Minim
“Krisis ini gak datang tiap waktu. Jadi bis adimanfaatkan oleh investor untuk masuk ke pasar modal,” imbuhnya.
Meski begitu, dia tetap mewanti-wanti investor untuk jeli dan melakukan pengamatan untuk membeli saham. Misalnya dengan melihat analisis dari analis saham, prospek market, kebijakan pemerintah atau regulator hingga prospek perusahaan tersebut.
“Memang diperlukan kecermatan. Saya tekankan selalu membeli sesuatu yang kita ketahui, seperti fundamental perusahaannya baik, prospek industrinya baik, hingga manajemen perusahaannya yang bagus juga dll,” paparnya.
Adapun beberapa sektor yang dinilainya bisa menjadi pilihan untuk dibeli sahamnya, di antaranya consumer karena produknya selalu dibutuhkan oleh pasar sebagai kebutuhan dasar, lalu sektor tower, sektor rokok, dan sektor telekomunikasi. Adapun yang medium nya ada sektor perbankan dan property. (OL-2)
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved