Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Harga Minyak Turun Lagi Setelah OPEC+ Naikkan Produksi

Antara
17/7/2020 06:08
Harga Minyak Turun Lagi Setelah OPEC+ Naikkan Produksi
Harga minyak kembali turun setelah OPEC+ menaikkan produksi, ditambah tingginya kasus covid-19 di AS.(FRANCK FIFE / AFP)

HARGA  minyak turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah OPEC+ setuju untuk mengurangi rekor pemotongan pasokan mulai Agustus dan infeksi baru virus korona terus melonjak di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus kehilangan 45 sen atau 1,1 persen menjadi menetap di 40,75 dolar AS per barel.
  
Sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 42 sen atau 1,0 persen menjadi ditutup pada 43,37 dolar AS per barel. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (15/7) memutuskan untuk mengurangi rekor pemotongan produksi menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) mulai Agustus.
  
Langkah ini sesuai dengan perkiraan, dan negara-negara yang sebelumnya melebihi target produksi yang disepakati harus mengimbangi kelebihan produksi ini pada September dengan memotong produksi mereka, Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis (16/7).
  
Paul Sheldon, kepala penasihat geopolitik SP Global Platts Analytics, mengatakan kepada Xinhua bahwa peningkatan produksi aktual OPEC+ akan mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari pada Agustus, berkat sebagian pemenuhan mekanisme kompensasi oleh beberapa negara produsen minyak mentah.

baca juga: Indef: Setiap Negara Punya Masa Sulit Akibat Covid-19
  
OPEC+ sepakat pada April untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni karena pandemi covid-19 merusak permintaan, dan memutuskan pada Juni untuk memperpanjang rekor pengurangan produksi hingga akhir Juli. Kekhawatiran akan gelombang kedua kasus covid-19 yang dipimpin oleh Amerika Serikat, juga telah menekan harga minyak menyusul penguncian kembali di beberapa negara, yang akan mengurangi permintaan. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya