Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT International Chemical Industry (Intercallin) yang dikenal lewat produk baterai primer dengan merek dagang ABC Battery, membidik produk baterai listrik yang bisa didaur ulang (recycle) sebagai pasar baru. Produk yag akan dibuat ialah powerbank dan baterai untuk kendaraan bermotor listrik.
Untuk merealisasikan rencana itu, Intercallin akan memperluas pabrik mereka di Jakarta Barat dan bekerja sama dengan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian.
"Mereka mau membuat baterai listrik dengan menghilirisasi hasil penelitian kita," ujar Kepala B4T Kemenperin Budi Susanto di sela acara Bandung Riset Expo (BandREx) 2019 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/8).
Budi menuturkan riset baterai listrik sudah dirintis pihaknya sejak 2013 dengan membuat sel baterainya. Hasilnya ialah baterai ponsel yang berkapasitas 2.000 mAh, power bank 7.000 mAH, power house portable 20.000 mAh dan baterai sepeda motor listrik.
"Kami memang bergerak masih di ranah low capacity karena teknologinya berbeda. Di sepeda motor listrik kami sudah mulai. Tapi kalo yang untuk ke mobil, kami memang belum memulai, tapi kami sedang menyusun standarnya," beber Budi.
Baca juga: BPPT Fokus Dukung Industri Baterai Kendaraan Listrik
Budi melanjutkan Intercallin kemungkinan juga akan masuk ke jenis baterai lain yang bisa di swipe untuk sepeda motor.
"Jadi yang diisi. Mereka membuat yang portable, nanti dijual apakah di minimarket atau pom bensin. Kalau mau isi ulang bisa tinggal diambil dari sepeda motornya, terus beli yang dari situ, masukin ke motor dan jalan," urai Budi.
Menurut Budi, Intercallin memilih menggunakan produk B4T karena alasan ekonomis, transfer teknologinya tidak semahal jika mengambil dari luar negeri. Perusahaan hanya membayar hak kekayaan intelektualnya saja.
"Kalau beli dari luar negeri, teknologinya itu mahal. Nah kalau mereka menggunakan hasil riset kita untuk dihilirisasi, justru pemerintah yang akan memberikan insentif," pungkasnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara menambahkan untuk hilirisasi produk terkait penggunaan baterai listrik juga diminati salah satu produsen sepeda motor di Indonesia, yakni Viar.
"Sudah dilakukan kerja sama dengan Viar sejak 2 tahun lalu. mereka ingin ukuran baterai lebih kecil tapi daya besar dan harga ekonomis. Kita lagi siapkan itu," kata Ngakan.(OL-5)
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
Alifiah Azzahrah menampilkan karya desain interior Payabo House: Scavenger House. Karya itu menggunakan lebih dari 1.000 botol plastik daur ulang.
Jakarta Fair Kemayoran menjadi ajang untuk memperkenalkan inisiatif daur ulang botol plastik yang inovatif
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Upaya Alba Tridi mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah disebut sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Perusahaan mampu memangkas jejak karbon hingga 60% pada setiap kemasan cat berukuran 2,5-liter atas pengurangan rangkaian produksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved