Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Bank Mandiri Tbk siap membagikan dividen pada 16 Juni 2019 mendatang sebesar 45% dari laba bersih atau sekitar Rp11,2 triliun dengan rincian Rp241 per saham. Adapun 60% dari dividen atau sekitar Rp6,75 triliun akan disalurkan untuk pemerintah dan 40% untuk publik.
Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Mandiri.
"Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," kata kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman Arif Arianto, pada konferensi pers di Menara Mandiri, Jakarta, Kamis (16/5).
Pada 2018, Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp25 triliun atau tumbuh 21,2% year on year (yoy). Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 5,28% menjadiRp 57,3 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 20,1% menjadi Rp28,4 triliun.
Sedangkan sisa 55% dari laba bersih atau sekitar Rp14,75 triliun rencananya akan digunakan sebagai laba ditahan guna menambah ekuitas perusahaan.
Baca juga: APBN Aman Meski Defisit Meningkat dan Keseimbangan Primer Negatif
"Tahun lalu juga 45% (dividen) tahun ini sama karena walau bagaimana pun kita musti menyiapkan juga return earning buat menambah equity dari Bank Mandiri dalam rangka pertumbuhan tahun berikutnya," terang Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan.
Kinerja positif Bank Mandiri sepanjang 2018 didukung oleh keberhasilan perseroan memperbaiki kualitas kredit yang tecermin pada penurunan rasio non performing loan (NPL) dari 3,46% pada 2017 menjadi 2,75% di akhir 2018. Penurunan rasion ini mampu memangkas alokasi biaya pencadangan perseroan menjadi Rp14,2 triliun dari Rp15,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada 2019 Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit berada di kisaran 10%-12%, dengan rasio NPL gross yang terjaga di 2,5% - 2,7%.
Selain jumlah dividen, para pemegang saham sepakat untuk mempertahankan komposisi pengurus perseroan guna menjaga kinerja baik yang dibukukan tahun lalu dan mendukung pencapaian target tahun ini serta terdapat perubahan nomenklatur. (OL-1)
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyetor dividen sebesar Rp3,09 triliun kepada negara. PLN mencatat angka setoran terbaru itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya Rp2,19 triliun.
PASAR modal Indonesia sejak 2019 mencatatkan akumulasi penghimpunan dana senilai Rp479,42 triliun. Total nilai pajak yang dibayarkan perusahaan tercatat yaitu senilai Rp185,17 triliun.
EMITEN tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menetapkan pembagian dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp1,6 triliun.
PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) memutuskan akan membagikan dividen sebesar Rp39,28 miliar dari laba tahun buku 2023. Jumlah ini setara dengan Rp128,25 per lembar saham.
Ekonom Minta Maksimalkan Peran BUMN untuk Menopang Pertumbuhan Ekonomi
Alasan tidak dibagikan dividen tahun buku 2023 karena mempertimbangkan untuk belanja modal proyek-proyek INCO yang sedang berjalan dan modal kerja perseroan di tahun-tahun mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved