Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
LABA bersih PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) sepanjang 2018 merosot 42,6%n dari semula Rp1,9 triliun pada 2017 menjadi Rp1,09 triliun pada 2018. Penurunan laba bersih ini lantaran tingginya persaingan bisnis retail di Indonesia.
Meski demikian, dalam laporan keuangan LPPF masih mencatat peningkatan penjualan kotor sebesar Rp17,9 triliun atau naik sebanyak 2,1% dibandingkan dengan posisi Rp17,5 triliun pada 2017. Sementara pendapatan bersih meningkat sebanyak 2,2% menjadi Rp10,2 triliun.
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Department Store Richard Gibson mengatakan secara keseluruhan bisnis perusahaan tumbuh meskipun banyaknya persaingan bisnis terutama pada retailler offline dan online.
"Terdapat tantangan kompetisi yang meningkat dari retailer lain, baik offline maupun online," kata Richard, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (5/3).
Baca juga: 5 Tren Ini Diprediksi bakal Terjadi pada Dunia Ritel 2019
Richard menjelaskan bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, kedepannya LPPF akan menyiapkan strategi untuk tetap menyediakan fashion berkualitas dengan harga terjangkau untuk target kami pada segmen menengah.
"Kami melihat pertumbuhan yang kuat dalam bisnis online kami di matahari.com, dan akan terus memperkuat solusi Omni-channel kami," ucap dia.
Selain itu, LPPF juga akan memperbaiki tata letak dan format gerai. Saat ini, LPPF mengoperasikan 159 gerai di 75 kota di seluruh Indonesia. Rencanya LPPF akan membuka 4-6 gerai tahun ini. (Medcom/OL-3)
PT Petrindo Jaya Kreasi membukukan laba bersih sebesar US$30 juta pada semester pertama 2024. Angka itu mengalami peningkatan dari posisi laba US$11 juta di semester pertama 2023.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyetor dividen sebesar Rp3,09 triliun kepada negara. PLN mencatat angka setoran terbaru itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya Rp2,19 triliun.
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada semester pertama 2024 tercatata sebesar Rp352,06 triliun
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan selruh entitas anak perusahaannya berhasil mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba Rp29,9 triliun pada triwulan II 2024.
Di semester I 2024, Unilever mencatat penjualan bersih sebesar Rp19,0 triliun dengan laba bersih sebesar Rp2,5 triliun.
Komisi VI DPR RI mengapresiasi BNI atas kinerja yang apik di sepanjang tahun ini. Perseroan juga dinilai inovatif karena menghadirkan terobosan berupa produk digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved