Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Kamera tidak pernah berbohong. Kalimat itu kerap menjadi jargon para fotografer. Tapi, betulkah demikian di era teknologi kecerdasan yang semakin canggih?
Seorang fotografer amatir yang menggunakan nama "ibreakphotos" memutuskan untuk melakukan percobaan pada ponsel Samsung-nya bulan lalu untuk mengetahui bagaimana fitur yang disebut "space zoom" benar-benar berfungsi.
Fitur tersebut, yang pertama kali dirilis pada 2020, mengklaim tingkat zoom 100x. Pihak Samsung sendiri menggunakan gambar Bulan yang sangat jernih saat memasarkan perangkat tersebut.
Ibreakphotos mengambil foto Bulannya sendiri -- buram dan tanpa detail – lalu ponselnya secara otomatis menambahkan kawah dan detail lainnya.
Menurut dia perangkat lunak kecerdasan buatan yang dibenamkan pada telepon genggam menggunakan data dari "pelatihan" pada banyak gambar Bulan lainnya untuk menambahkan detail, yang sebenarnya tidak ada.
"Gambar Bulan dari Samsung adalah palsu," tulisnya, membuat banyak orang bertanya-tanya apakah bidikan yang diambil orang benar-benar milik mereka lagi - atau bahkan dapat disebut sebagai foto. Artinya, bukan karena kecanggihan kamera tapi lantaran bantuan data yang telah diolah untuk melengkapi demi kesempurnaan gambar yang dihasilkan.
Samsung telah membela teknologi tersebut dengan mengatakan bahwa itu aplikasi itu tidak "melapisi" /melengkapi gambar, dan menunjukkan bahwa pengguna dapat mematikan fungsi tersebut.
Samsung tidak sendirian dalam perlombaan untuk mengemas kamera smartphone-nya dengan AI. Perangkat Pixel Google dan iPhone Apple juga telah memasarkan fitur-fitur tersebut sejak 2016.
AI dapat melakukan semua hal yang biasa dilakukan oleh fotografer -- mengutak-atik pencahayaan, memburamkan latar belakang, mempertajam mata -- tanpa sepengetahuan pengguna.
Tapi teknologi itu juga bisa mengubah latar belakang atau hanya menghapus obyek tertentu seperti orang, dari gambar seluruhnya.
Mengesampingkan teknologi
Perdebatan tentang AI tidak terbatas pada penghobi di kolom komentar, tapi juga membuat badan profesional meningkatkan kewaspadaan.
“Industri ini dibanjiri AI, dari kamera hingga perangkat lunak seperti Photoshop,” kata Michael Pritchard dari Royal Photographic Society of Britain. "Otomasi ini semakin mengaburkan batas antara foto dan karya seni," katanya kepada AFP.
Sifat AI berbeda dengan inovasi sebelumnya, kata dia, karena teknologi tersebut dapat mempelajari dan menghadirkan elemen baru di luar yang terekam oleh film atau sensor.
“Ini membawa peluang tetapi juga tantangan mendasar seputar mendefinisikan kembali apa itu fotografi, dan seberapa 'nyata' sebuah foto,” kata Pritchard.
Nick Dunmur dari Asosiasi Fotografer yang berbasis di Inggris mengatakan para profesional paling sering menggunakan file "RAW" pada kamera digital mereka, yang menangkap gambar dengan pemrosesan sesedikit mungkin.
Tapi menghindari teknologi itu tidak mudah bagi pengguna smartphone biasa.
Ibreakphotos, yang memposting temuannya di Reddit, menunjukkan bahwa jargon teknis seputar AI tidak selalu mudah dipahami dan mungkin memang sengaja dibuat demikian.
"Saya tidak akan mengatakan bahwa saya senang dengan penggunaan AI di kamera, tapi bagi saya tidak masalah selama itu dikomunikasikan dengan jelas apa yang sebenarnya dilakukan oleh masing-masing saat pemrosesan," katanya kepada AFP, meminta untuk tidak menggunakan nama aslinya.
Bukan buatan manusia
Namun, yang paling dikhawatirkan oleh para fotografer profesional adalah munculnya alat AI yang dapat menghasilkan gambar yang benar-benar baru.
Pada tahun lalu, DALL-E 2, Midjourney, dan Stable Diffusion telah meledak popularitasnya berkat kemampuan mereka membuat gambar dalam ratusan gaya hanya dengan prompt teks singkat.
"Ini bukan karya manusia, dan dalam banyak kasus didasarkan pada penggunaan kumpulan data yang telah dilatih dan diolah sedemikian dari karya orang lain tanpa izin," kata Dunmur.
Hal-hal semacam ini telah memicu kasus gugatan di pengadilan di Amerika Serikat dan Eropa.
Menurut Pritchard, apilkasi tersebut berisiko mengganggu pekerjaan siapa pun mulai dari fotografer, model, hingga retoucher dan art director.
Tapi, Jos Avery, seorang fotografer amatir Amerika yang baru-baru ini menipu ribuan orang di Instagram dengan hasil potret menakjubkan yang dia buat dengan bantuan aplikasi Midjourney, tidak setuju.
Dia mengatakan garis yang ditarik antara "pekerjaan kami" dan "pekerjaan alat/mesin" itu sewenang-wenang. Kata dia tetap butuh waktu berjam-jam untuk mengolah gambar dari Midjourney.
Tapi, ada kesepakatan luas pada satu aspek mendasar dari perdebatan ini, bahwa AI tidak akan menghapus dunia fotografi. "AI tidak akan menjadi kematian fotografi," kata Avery.
Pritchard setuju. Menurutnya fotografi telah bertahan dari daguerreotype ke era digital, dan fotografer selalu menghadapi tantangan teknis. “Proses itu, akan berlanjut , bahkan di dunia yang dibanjiri gambar buatan AI, “ katanya.
“Fotografer akan selalu bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam pada gambar yang dihasilkan meskipun belum memotretnya secara langsung,” ujarnya. (M-3)
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa transformasi digital khususnya di bidang ekonomi dan keuangan adalah hal yang sangat krusial.
Komponen-komponen canggih ini menjadikan Maveric Quantum sebagai laptop pertama Indonesia yang menjalankan Microsoft Copilot+ PCs, menjamin performa AI yang optimal.
OPPO resmi meluncurkan dua smartphone yang dibekali artificial intelligence (AI) terbaru yaitu Reno12 Pro 5G dan Reno12 5G. Keduanya menjadi langkah pertama OPPO dalam mengadopsi AI Phone.
Salah satu tantangan utama dalam penerapan AI di pendidikan adalah risiko plagiarisme.
AI Center yang dibentuk akan berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan AI, menggabungkan keahlian teknis dari USC dan keunggulan akademik UKI.
Di industri GPS tracker, AI diterapkan pada produk dashcam untuk meminimalisasi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi.
Bagi pecinta fotografi mobile, memiliki smartphone dengan kualitas kamera setara iPhone 15 adalah impian. Namun, harga yang tinggi seringkali menjadi penghalang.
20 finalis peserta Grand Final Photography Competition yang digelar Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat
Pemilik dan pencinta anjing, jangan lewatkan hari fotografi anjing nasional. Yuks foto hewan peliharaanmu dan bagikan di media sosial.
"PENDIDIKAN adalah senjata paling mematikan di dunia. Karena, dengan pendidikan, Anda bisa mengubah dunia."
PADA Desember 2007, fotografer Joan Montfort mengambil foto yang luar biasa karena menampilkan Lionel Messi yang berusia 20 tahun dan bayi enam bulan bernama Lamine Yamal.
Tak hanya souvenir dan oleh-oleh khas. Jasa fotografi pun turut diburu wisatawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved