Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DAMPAK buruk diskriminasi semakin banyak diungkap peneliti. Dampak itu bukan hanya seputar sosial, ekonomi, dan pendidikan, melainkan juga ke meningkatnya risiko penyakit tertentu. Peneliti dari Universitas Wake Forest, Carolina Utara, Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang terus-menerus menghadapi diskriminasi sepanjang hidup mereka lebih mungkin mengembangkan demensia.
Tim peneliti memanfaatkan data yang awalnya dikumpulkan oleh Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA), sebuah studi penelitian medis yang menampilkan lebih dari 6.500 pria dan wanita dari enam komunitas di seluruh AS (Baltimore, Chicago, Forsyth County, Carolina Utara, Los Angeles, New York, dan St. Paul).
Para peneliti yang tergabung dalam studi yang telah diterbitkan di jurnal Alzheimer & Dementia ini menghubungi setiap orang melalui telepon dan meminta mereka untuk terlibat dalam lima pemeriksaan klinis lanjutan antara tahun 2000 dan 2018. Diskriminasi yang dilaporkan peserta di antaranya terkait ras, agama, jenis kelamin, penampilan fisik, pendapatan, dan orientasi seksual. Sebanyak 42% responden mengalami diskriminasi terus menerus sepanjang hidup.
“Temuan kami menunjukkan hubungan antara pengalaman diskriminasi yang lebih besar selama hidup seseorang dan risiko demensia yang lebih tinggi,” kata Mike Bancks, Ph.D., M.P.H., asisten profesor epidemiologi di Wake Forest University School dan penulis studi, seperti dikutip dari situs Study Finds, Minggu (19/3).
Menurut Bancks, ada beberapa mekanisme potensial yang dapat menghubungkan pengalaman diskriminasi yang terjadi terus menerus dengan gangguan kognitif. Mekanisme ini termasuk stres kronis, menerima perawatan kesehatan yang tidak memadai atau tertunda, dan hipertensi yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati. (M-1)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
BEBERAPA kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele bisa berdampak negatif pada fungsi otak kita dan mempercepat risiko pikun. Ini lima di antaranya.
Bisa dibilang myokine sangat hebat. Hormon ini dapat mengontrol metabolisme serta mencegah penuaan dini, demensia, dan kanker. Berikut penjelasannya.
Peran otot begitu penting bagi kita. Ada tiga peran otot. Apa saja itu? Berikut penjelasannya.
Berbicara dua bahasa setiap hari, terutama pada tahap awal dan pertengahan kehidupan mungkin memiliki efek jangka panjang pada kognisi dan saraf.
SEBANYAK 27 calon jemaah haji dari Embarkasi Solo (SOC) terpaksa dipulangkan ke daerah asal ketika pemberangkatan ke Tanah Suci Mekkah tinggal menyisakan empat hari lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved