Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Menyodorkan ponsel sebagai distrakso kepada anak saat mereka mengamuk atau tantrum dapat menyebabkan masalah perilakup.
Sebuah tim dari University of Michigan merekrut 422 orangtua dan anak-anak mereka yang berusia antara tiga dan lima tahun untuk studi mereka.
Mereka bertanya kepada orangtua seberapa sering mereka menggunakan perangkat digital, seperti ponsel atau iPad, sebagai alat menenangkan, dan apakah anak mereka menunjukkan gejala masalah emosi atau perilaku selama enam bulan.
Perubahan perilaku itu mencakup perubahan cepat antara kesedihan dan kegembiraan, perubahan suasana hati atau perasaan yang tiba-tiba, dan impulsif yang meningkat.
Hasil riset yang lalu diterbitkan dalam jurnal Jama Pediatrics menunjukkan hubungan antara penggunaan perangkat digital untuk menenangkan anak-anak dan konsekuensi emosional sangat tinggi di kalangan anak laki-laki.
Itu juga lebih umum pada anak-anak yang sudah mengalami hiperaktif, impulsif, atau memiliki temperamen kuat yang membuat mereka lebih cenderung bereaksi secara intens terhadap perasaan seperti marah, frustrasi, dan sedih.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat anak tantrum?
Tim menyarankan, daripada menggunakan ponsel atau iPad untuk membantu menenangkan anak, orangtua dapat mencoba teknik sensorik seperti melompat di atas trampolin, mendengarkan musik, atau melihat buku.
Tim juga merekomendasikan untuk mengajari anak-anak akan reaksi yang lebih aman dan memecahkan masalah saat marah, atau meminta anakl menyebutkan emosi mereka dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Melansir dari situs dailymail.co.uk, Senin (12/12), penulis utama Jenny Radesky mengatakan menggunakan perangkat seluler untuk menenangkan anak kecil mungkin tampak seperti cara sementara yang tidak berbahaya untuk mengurangi stres dalam rumah tangga, tetapi mungkin ada konsekuensi jangka panjang jika itu adalah strategi untuk menenangkan.
"Terutama pada anak usia dini, perangkat dapat menggantikan peluang untuk pengembangan metode mandiri dan alternatif untuk meregulasi emosi diri sendiri. Menggunakan pengalih perhatian seperti perangkat seluler tidak mengajarkan keterampilan mengelola emosi- itu hanya mengalihkan perhatian anak dari apa yang mereka rasakan," katanya.
"Anak-anak yang tidak membangun keterampilan ini di masa kanak-kanak lebih mungkin mengalami stres di sekolah atau saat bermasalah dengan teman sebaya saat mereka bertambah usia," lanjutnya.
Meskipun sesekali menggunakan perangkat untuk menghibur anak-anak masih realistis, tetapi penting untuk tidak menjadikan perangkat sebagai alat penenang terus-menerus, katanya.
Dia menambahkan, periode prasekolah hingga taman kanak-kanak adalah tahap perkembangan di mana anak-anak lebih cenderung menunjukkan perilaku yang sulit, seperti amukan dan emosi yang intens. Pada gilirannya, hal ini dapat semakin menggoda orangtua untuk menggunakan perangkat sebagai strategi pengasuhan anak.
Sementara itu, sebuah penelitian terpisah telah menemukan anak berusia sembilan hingga 10 tahun yang menghabiskan terlalu banyak waktu terpaku pada layar mereka memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD).
Peluang mereka untuk mengembangkan OCD selama periode dua tahun meningkat 13 persen untuk setiap jam mereka bermain video game dan 11 persen untuk setiap jam mereka menonton video. (M-2)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Hanya sebagian orang yang tahu bahwa ada jenis batuk psikogenik (psikis) atau batuk yang disebabkan karena faktor psikologi.
Kebahagiaan adalah pilihan hidup yang melibatkan kondisi pikiran dan perasaan kesenangan serta ketentraman. Berikut 5 kiat tingkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
PEMBANGUNAN Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru mencapai 15% sejak awal pembangunannya memunculkan ketidakpastian penugasan ASN
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri merawat psikis anggota. Hal ini menyusul banyaknya anggota yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
PAKAR psikologi forensik Reza Indragiri menyebut kasus bunuh diri dikalangan personel kepolisian memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved