Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Para peneliti dari University of Portsmouth, Inggris dan Paris Nanterre University, Prancis, telah meneliti dampak penggunaan layar pasif terhadap perkembangan kognitif anak kecil.
Hasil penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology mengungkapkan paparan layar, baik dari televisi maupun perangkat seluler lainnya dengan program penayangan khusus anak dapat bermanfaat bagi mereka.
Dalam studi ini dilakukan karena jumlah program TV yang menargetkan penonton anak telah meningkat selama 30 tahun terakhir. Para peneliti menganalisis 478 penelitian yang diterbitkan dalam dua dekade terakhir. Namun, mereka menemukan paparan TV sejak dini dapat merusak permainan, perkembangan bahasa, dan fungsi eksekutif, terutama untuk anak dan bayi.
Dr Eszter Somogyi dari Departemen Psikologi di University of Portsmouth mengatakan para orang tua terbiasa mendengar tentang dampak buruk paparan layar bagi anak. Bahkan, menonton TV bisa menyebabkan kerusakan serius dan mengganggu perkembangan mereka jika dilakukan dengan jangka waktu yang tidak terbatas seperti kurang dari satu jam sehari.
"Meskipun bisa berbahaya, penelitian kami menyarankan agar fokusnya adalah menonton tv yang menekankan pada kualitas atau konteks dari apa yang ditonton anak, bukan kuantitas atau durasi menonton tv tersebut," ujar Eszter, yang juga salah satu penulis studi ini, seperti dilansir dari Times Now pada Senin (26/9).
Eszter menjelaskan sebuah konten acara dengan narasi yang lemah, pengeditan yang cepat, dan rangsangan yang kompleks dapat mempersulit anak untuk mengekstrak atau menggeneralisasi informasi. Akan tetapi, konten layar yang sesuai untuk usia anak, kemungkinan akan memiliki efek positif, terutama jika dirancang untuk mendorong interaksi.
Hasil studi ini juga menunjukkan, menonton acara atau konten lebih bermanfaat bagi anak jika ditemani orangtua karena anak dapat terlibat interaksi dengan orangtua, seperti mengajukan berbagai pertanyaan yang tidak diketahui dari acara tersebut.
"Keluarga harus memiliki sikap dan perlakuan yang berbeda dalam penggunaan media kepada anak. Sebab, perbedaan dalam konteks menonton ini juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa besar dampak TV pada perkembangan kognitif anak-anak," ungkapnya.
"Menonton televisi dengan anak dan menguraikan serta mengomentari apa yang dilihat dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang konten serta memperkuat pembelajaran mereka," tambahnya.
Pengawasan orang tua saat menemani anak menonton juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan percakapan mereka dan memberi panutan kepada anak agar menonton acara TV yang sesuai dengan usianya.
Meskipun jenis acara yang tepat dapat memberikan lebih banyak manfaat daripada bahaya, penelitian tersebut memperingatkan bahwa menonton TV tidak boleh menggantikan kegiatan belajar lainnya, seperti bersosialisasi.
Sebaliknya, orang tua juga perlu memberi tahu tentang resiko tentang risiko yang terkait dengan paparan layar yang berkepanjangan dalam konteks yang salah untuk anak usia di bawah tiga tahun.
Peneliti merekomendasikan untuk memperkuat kegiatan yang mendorong pembelajaran, seperti menyesuaikan konten dengan usia anak, mengedepankan pengawasan, dan tidak menyalakan perangkat kedua atau layar TV di latar belakang.
Dr Bahia Guellai, dari Departemen Psikologi di Paris Nanterre University, menambahkan pesan penting dari penelitian ini bahwa para orang rua harus mengikuti perkembangan teknologi.
Televisi atau smartphone harus digunakan sebagai alat potensial untuk melengkapi beberapa interaksi sosial dengan anak-anak mereka tetapi tidak untuk menggantikannya.
"Saya pikir tantangan paling penting dari masyarakat kita untuk generasi mendatang adalah membuat orang dewasa dan anak muda sadar akan risiko penggunaan layar yang tidak tepat atau tidak pantas. Ini akan membantu mencegah situasi di mana layar digunakan sebagai pola asuh baru yang terjadi selama lockdown di berbagai negara," ungkapnya.
"Konsep ini akan menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan perkembangan hubungan baik antar-manusia," tambahnya.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Catatan UNESCO 58 juta anak di seluruh dunia tidak mengenyam bangku pendidikan.
Sekolah Citra Kasih, Citra Garden Jakarta menggelar kegiatan open house
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa angka anak tidak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved