Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Foto satelit menunjukkan lapisan es laut Antartika, di Kutub Selatan berada pada titik terendah sepanjang sejarah pada Februari 2022. Hal ini merupakan tingkat minimum terendah sejak pencatatan satelit dimulai 43 tahun lalu.
National Snow and Ice Data Center (NSIDC) pekan lalu melaporkan luas es laut atau ukuran lautan di sekitar Antartika turun menjadi kurang dari 772.000 mil persegi (1,92 juta kilometer persegi) untuk pertama kalinya. Ilmuwan mulai merekam data es pada tahun 1979.
Walaupun pemanasan global mungkin berperan atas keadaan ini, karakteristik es laut Antartika sangat mudah berubah. Menurut laporan jurnal Nature, penyusutan itu kemungkinan besar disebabkan faktor alami.
Dilansir dari LiveScinece, sebagian penyusutan mungkin disebabkan karena angin kencang yang mendorong beberapa es laut lebih jauh ke utara ke perairan yang lebih hangat. “Di sana, es pecah dan mencair. Saya menyakini bahwa tidak semua peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan variabilitas alami,” Kata kata Walt Meier, peneliti senior di NSIDC, yang berbasis di University of Colorado.
Tidak seperti di Kutub Utara, di mana es laut telah menurun dengan cepat sejak 1979, es laut Antartika telah mengalami banyak variabilitas dari tahun ke tahun. Es laut terbuat dari air laut beku yang mengapung di permukaan laut. Es laut terjadi di lautan dan sering dilapisi salju, tidak seperti gunung es dan formasi es lainnya yang terlepas dari daratan.
NSIDC belum menetapkan trend yang signifikan secara data statistik dalam satu arah atau yang lainnya menggunakan data satelit. Hal ini karena es laut Antartika sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Luasan es laut minimum terendah yang pernah tercatat adalah tahun ini, sedangkan luasan es laut minimum tertinggi terjadi pada 2015.
Menurut NSIDC, Antartika dikelilingi oleh air, dan angin serta arus laut yang mengisolasi benua itu dari pola cuaca di tempat lain di Bumi. (M-4)
Hal ini, menurut para ilmuwan, menandakan konsekuensi serius bagi kelangsungan kehidupan di Bumi.
Pendaki Putri Handayani akan terbang ke Benua Antartika guna menggelar ekspedisi Road to The Explorer’s Grand Slam “Antarctic 8” pada bulan Desember 2023.
Terra Infinita dapat diartikan sebagai dunia tak terhingga atau bumi yang tak terbatas. Banyak yang mempercayai peta tersebut terutama mereka yang meyakini konspirasi tentang bumi datar.
Penyakit flu burung telah terdeteksi di wilayah Antartika untuk pertama kalinya. Virus flu burung yang mematikan tersebut dapat menjadi ancaman bagi penguin dan spesies lokal lainnya.
Peneliti mengatakan luasan permukaan es laut di Antartika tahun ini hanya mencapai 16,96 juta km persegi.
Sebuah studi memberikan bukti ilmiah baru tentang hubungan antara hilangnya es laut Arktika dan peristiwa cuaca dingin ekstrem di garis lintang tengah.
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Fenomena Aurora, yang dikenal sebagai Northern Lights atau Aurora Borealis, telah terjadi di sebagian negara di wilayah Eropa hingga Amerika Serikat.
Gerhana matahari total adalah salah satu fenomena alam yang paling memukau dan memikat perhatian manusia sepanjang sejarah
Gerhana matahari total adalah salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan dan langka. Saat terjadi, langit siang tiba-tiba menjadi gelap gulita
GERHANA bulan sebagian (GBS) diprediksi akan terjadi pada besok, Minggu, 29 Oktober 2023. Jam berapa gerhana ini bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia?
Ggerhana bulan sebagian tersebut diprediksi terjadi pada Minggu (29/10) dini hari atau bertepatan dengan 14 Rabiulakhir 1445 Hijriah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved