Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
THE Parker, wahana tanpa awak milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), berhasil mencapai atmosfer terdekat Matahari. Kabar itu mereka umumkan dalam pertemuan American Geophysical Union, Selasa, (14/12).
Atmosfer itu kini mereka namai dengan sebutan 'korona'. Para ilmuwan NASA akhirnya berhasil menjalankan misi tersebut setelah melakukan percobaan selama delapan kali sejak misi itu dimulai pada April lalu.
Dari keberhasilan kali ini, para ilmuwan berharap Parker dapat membawa pulang data tentang 'korona' dan matahari, yang kemudian akan diteliti beberapa bulan lagi. Ilmuwan Johns Hopkins University, Nour Raouafi mengatakan pencapaian kali ini sangat menarik.
Menurutnya, matahari tidak memiliki permukaan yang padat. Oleh karena itu korona adalah atmosfer yang tepat untuk dijelajahi. Wilayah ini memiliki medan magnet yang sangat kuat karena cukup dekat, dan dari situ pula akan membantu upaya penelusuran akan ledakan matahari yang dapat memengaruhi kehidupan di Bumi.
Misi Parker sendiri pertama kali diluncurkan pada 2018. Kala itu, Parker berada di jarak 8 juta mil (13 juta km) dari pusat matahari dan mulai dapat merasakan angin matahari. Sejak sat itu perjalanan eksplorasi Parker terus berlanjut, bahkan sudah keluar masuk korona sebanuak tiga kali.
"Masing-masing transisi berjalan mulus. Tapi ini paling dramatis karena bisa berada di sana selama sekitar lima jam," kata Ilmuwan dari University of Michingan,Justin Kasper, seperti dilansir dari The Guardian, Minggu, (19/12).
Kasper menambahkan, eksplorasi Parker ini berjalan dengan sangat cepat karena melaju dengan kecepatan lebih dari 62 mil (100 kilometer) per detik. Meski begitu, Parker tetap dapat memberikan gambaran terbaru, dimana korona tampak lebih berdebu dari pada yang pernah diperkirakan sebelumnya.
"Eksplorasi korona di masa depan akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal usul angin matahari bagaimana angin itu dipanaskan, dan dipercepat ke luar angkasa," imbuhnya.
Parker selanjutnya akan dikirim kembali ke korona hingga ke titik terdekat matahari hingga 2025 mendatang. Keberhasilan percobaan kesembilan ini sendiri berlangsung pada Agustus lalu, dimana laporannya kini juga telah dipublikasikan lewat jurnal American Physical Society. (M-4)
Saat ini, semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun rumah ramah lingkungan.
Tren "penyamakan kulit" yang populer di media sosial dapat mendorong Gen Z untuk ikut serta, dan seringkali bertentangan dengan kesehatan kulit mereka.
Penduduk negara tropis yang kaya akan sinar matahari, tentu wajib memilih produk sunscreen yang tepat.
Pilih tabir surya anak dengan minimal SPF 30, dan PA+++. Pastikan produknya juga sudah tahan air (water resistant) 40 - 80 menit supaya kulit anak tetap aman meskipun ia dalam kondisi basah.
Faktor penyebab antara lain sistem imun yang rendah.
MELANOMA adalah jenis kanker kulit yang berkembang di sel kulit yang disebut melanosit dan biasanya terjadi pada bagian tubuh yang terlalu banyak terkena sinar matahari.
Dua astronot NASA, Sunita Williams dan Barry "Butch" Wilmore, menghadapi ketidakpastian terkait jadwal kepulangan mereka dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
NASA telah mengungkap temuan awal yang mungkin menjadi petunjuk tentang asal usul kehidupan di Bumi setelah misi bertahun-tahun
Komandan penerbangan Barry "Butch" Wilmore dan pilot penerbangan Sunita "Suni" Williams terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS
Penemuan meteorit ALH84001 dari Mars menjadi terobosan dalam ilmu pengetahuan planet. Meteorit ini ditemukan di Antartika tahun 1984 dan memberikan bukti adanya air di Mars.
Setelah upaya ketiga, misi Starliner Boeing berhasil meluncurkan uji terbang berawak pertamanya dari Cape Canaveral pada Rabu pagi.
Salah satu dari tiga komputer yang mengatur hitungan mundur dari dasar landasan peluncuran mengalami masalah saat para astronaut sudah berada di kapsul dan bersiap mengangkasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved