Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DI saat kompetisi sepak bola di beberapa negara sudah mulai digelar--walaupun tanpa penonton langsung di lapangan, publik pecinta sepak bola Tanah Air memang tengah bertanya-tanya kapan Liga 1 2021 bergulir lagi. Terlebih setelah PSSI memutuskan untuk memberhentikan Liga 1 2020-2021 lantaran tak kunjung mendapatkan izin dari pihak kepolisian.
Kabar yang beredar baru-baru ini, Liga 1 akan digelar pada Juni 2021 mendatang. Tentu masyarakat Indonesia senang mendapat kabar itu. Meskipun belum bisa langsung menyaksikan di lapangan, tontonan sepak bola di televisi ibarat hiburan yang menyegarkan di tengah pandemi covid-19.
Namun, di sisi lain, ada satu hal yang ‘mengganjal’ di hati ketika menyaksikan siarang langsung kompetisi sepak bola Tanah Air di televisi. Jadi, kalau Liga 1 bergulir lagi nanti dan disiarkan langsung di televisi, ‘yang mengganjal’ itu akan kembali menyapa saya. Maaf, bukan berarti saya tidak ingin Liga 1 digelar lagi dan disiarkan secara langsung di televisi.
Namun, dalam siaran sepak bola itu, saya lagi-lagi akan menyaksikan bagaimana salah satu kata bahasa Indonesia, pelatih, terdegradasi oleh kata bahasa Inggris coach. Pembawa acara siaran langsung itu hampir tak pernah menyebut kata pelatih untuk merujuk kepada orang yang melatih klub sepak bola yang tengah bertanding. Mereka lebih bangga dengan kata coach, alih-alih kata pelatih.
Dampaknya pun sangat luar biasa. Saat sebelum pandemi covid-19 merebak, saya menyaksikan pertandingan sepak bola antarkampung di desa tempat kelahiran saya. Saya kaget sekaligus merasa geli saat si pembawa acara pertandingan (dengan ciri khasnya menggunakan pelantang) mewawancarai salah satu pelatih klub yang akan ber tanding. Si pembawa acara bertanya, “Apakah coach yakin timnya bisa menang kali ini?” Wow, dia menggunakan kata coach.
Sebenarnya, media massa seperti koran di Tanah Air jarang yang mengakomodasi kata coach. Sebutan juru taktik atau juru racik lebih sering digunakan untuk menggantikan kata pelatih. Sayangnya, para pembawa acara sepak bola di televisi ternyata lebih gemar menggunakan kata coach.
Lalu, apa sikap kita terkait dengan kasus-kasus tersebut? Saya pribadi tidak menyalahkan para penutur bahasa Indonesia yang lebih suka menggunakan kata coach ketimbang kata pelatih.
Saya hanya menyayangkan karena kata bahasa Inggris itu ‘dicetuskan’ di acara televisi yang menjangkau audiens masyarakat penutur bahasa Indonesia yang sangat banyak, dari anak-anak hingga orang tua. Tentu itu sangat berpengaruh pada sikap mereka, terutama generasi muda, terhadap bahasa Indonesia. Dalam kasus ini, bahasa Indonesia terkesan ‘lebih rendah’ daripada bahasa Inggris. Padahal, sikap bangga berbahasa Indonesia harus ditanamkan sejak dini kepada anakanak muda negeri ini. Sikap positif itu yang nantinya bakal mengangkat harkat dan martabat bahasa Indonesia.
Saya juga tidak ingin karena masifnya penggunaan kata coach, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lalu mengakomodasinya ke dalam bahasa Indonesia melalui penyerapan kata bahasa asing. Lalu dimasukkanlah lema koch yang berarti pelatih. Jangan sampai terulang seperti lema karteker yang diserap dari kata caretaker (bahasa Inggris) untuk makna orang yang menjabat sementara. Bahasa Indonesia masih punya kosakata penjabat atau pejabat sementara yang biasa disingkat pj atau pjs.
Barangkali kita harus merenungkan kembali pesan berikut: utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
DARI begitu banyak peribahasa, ternyata peribahasa 'Tong Kosong Nyaring Bunyinya' menjadi yang terpopuler.
BEBERAPA hari lalu, saya bersama teman-teman kampus mengadakan acara reuni virtual.
MENJALANI isolasi mandiri karena terpapar covid-19 membuat saya menjadi sering mengisi waktu dengan menonton berbagai acara di televisi.
PANDEMI covid-19 seperti tidak ada ujungnya. Tahapan PPKM pun seakan menjadi deretan kebijakan yang tidak mampu membendung dahsyatnya virus covid.
Di era medsos sekarang ini, lagu anak juga harus menarik minat orang untuk membawakannya lagi agar bisa dikenal.
PSIKOLOG anak Efnie Indrianie menyebut bahwa lagu anak, terutama lagu berbahasa Indonesia memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang anak,
Berbicara dua bahasa setiap hari, terutama pada tahap awal dan pertengahan kehidupan mungkin memiliki efek jangka panjang pada kognisi dan saraf.
September, October, November, December diambil dari angka romawi 7 (septem), 8 (octo), 9 (novem), dan 10 (decem). Berikut ini nama bulan dalam bahasa Inggris lengkap dengan pengucapannya.
Kerjasama tersebut untuk membuka sekaligus mempersiapkan peserta yang ingin bekerja di luar negeri agar semakin fasih menggunakan bahasa asing
Diprakarsai oleh Universitas Hiroshima dan disponsori oleh Yayasan Komaru Transportation, acara ini merupakan pertunjukan kemahiran linguistik dan apresiasi lintas budaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved