Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PADA akhir Oktober dan awal November 2020, dua topan dahsyat menghantam Filipina, memorakporandakan negara itu hanya dalam beberapa hari. Sebelumnya, kebakaran hutan menghancurkan lebih dari 20% hutan di Australia, menghanguskan lebih dari 1.400 rumah, serta menewaskan hampir satu juta hewan. Para ahli menghubungkan sejumlah peristiwa itu sebagai dampak dari perubahan iklim.
Paparan di atas ialah fakta, bukan cuplikan film-film fiksi ilmiah. Namun, jika ingin membayangkan bagaimana dahsyatnya bencana semacam itu, tidak ada salahnya juga jika Anda menonton film-film, seperti Chasing Ice (2012) atau dokumenter An Inconvenient Sequel: Truth to Power (2017). Film-film tersebut dapat dilihat di kanal Youtube. Bukan untuk menakut-nakuti. Setidaknya, di situ kita bisa mendapat gambaran bagaimana bahayanya dampak perubahan iklim.
Soalnya, bukan cuma kerusakan alam di muka bumi, dampak perubahan iklim juga telah memengaruhi kesehatan mental manusia. Istilah medisnya eco-anxiety. Kondisi yang digambarkan American Psychological Association (APA) sebagai ketakutan kronis terhadap kehancuran lingkungan. Hal ini, menurut APA, makin sering dialami orang belakangan ini.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini, yang juga dilakukan APA, menyebutkan sebanyak 68% orang dewasa di AS mengaku sedikit cemas terhadap kondisi lingkungan. Sekitar setengah dari mereka yang berusia antara 18 dan 34 tahun mengatakan stres yang mereka alami karena memikirkan seputar perubahan iklim, telah memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Mungkin di tengah kesibukan bergunjing di media sosial, hal-hal semacam itu belum atau barangkali tidak menjadi perhatian utama masyarakat kita. Peristiwa kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, topan/badai, mungkin hanya dibaca sekilas seperti halnya berita kasus curanmor atau pencurian helm, apalagi peristiwanya bukan terjadi di depan mata kepala sendiri.
Namun, percayalah cepat atau lambat, itu akan semakin sering kita lihat atau bahkan alami. Apalagi kini dunia makin terhubung. Peristiwa kecil di suatu tempat bisa berdampak di tempat lain. Bukankah pandemi covid-19 ini juga berawal dari seseorang yang batuk di Wuhan? Begitu pula mencairnya es di Kutub Utara yang telah menyebabkan banjir di sejumlah negara.
Namun, kita tak perlu terlampau cemas berlebihan seperti sebagian masyarakat AS yang dipaparkan dalam studi APA, apalagi kini kita juga sudah dibuat stres oleh pandemi covid-19. Namun, jangan juga terlalu apatis. Lebih baik berbuat sesuatu untuk ikut mereduksi dampak perubahan iklim meski itu cuma tindakan kecil. Remaja yang bergiat sebagai aktivis lingkungan, Greeta Thunberg, misalnya, membuat resolusi di ultahnya yang ke-18 tahun ini dengan berhenti membeli baju baru untuk selamanya. Seperti kita tahu, konsumsi yang dilakukan manusia, entah itu pangan, fesyen, maupun kendaraan, atau barang-barang elektronik, sedikit banyak berpengaruh pada kerusakan alam.
Kita bisa juga mulai ikut berpartisipasi seperti yang dilakukan remaja asal Swedia itu, misalnya, dengan mengurangi penggunaan plastik atau berkebun seperti yang marak dilakukan sebagian masyarakat akhir-akhir ini. Kegiatan positif semacam itu patut diteruskan. Intinya, do it something. Mumpung hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional, tidak ada salahnya mulai sekarang kita lebih peduli pada kelestarian alam. Bukan untuk gagah-gahan, melainkan demi kepentingan kita sendiri dan planet yang kita tinggali bersama ini.
Terdapat perbedaan pendekatan bagaimana mencapai pertanian berkelanjutan di tingkat global dan nasional.
DLH Kota Tangerang juga melaunching mobil pengawasan penegakan hukum (Wasgakkum) yang merupakan salah satu bentuk keseriusan Pemkot Tangerang memantau upaya menjaga lingkungan
Peluncuran mobil wasgakum merupakan keseriusan Pemkot Tangerang dalam upaya pemantauan pelaku usaha melakukan implementasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dengan tema “Penyelesaian Krisis Iklim Dengan Inovasi dan Prinsip Keadilan”, Kota Makassar sangat konsen memperhatikan kondisi iklim yang berpengaruh terhadap lingkungan.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Sebanyak 139 kg sampah berhasil dikumpulkan dari pinggir dan sepanjang susur sungai sejauh 5 km.
Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.
Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.
WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari
DI salah satu grup perpesanan yang saya ikuti, salah satu topik yang sedang ramai diperbincangkan ialah lolosnya timnas Indonesia
Bayangkan pula berapa ton kira-kira limbah yang dihasilkan dari poster ataupun spanduk tersebut di seluruh Indonesia?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved