Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Facebook dan Instagram --yang berinduk pada perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu-- meluncurkan kampanye aman bersosial media. Melalui kedua platform itu, salah satunya lewat kolaborasi dengan animator Naufal Faridurrazak. Bersama Naufal, akan ada empat video yang diunggah tiap pekannya, dimulai sore ini.
Public Policy Facebook untuk Indonesia Karissa Sjawaldy menyatakan pihaknya ke depan akan terus berinvestasi untuk melakukan kampanye keamanan bersosial media. Seri ini juga merupakan lanjutan dari kampanye sebelumnya ketika Facebook mengeluarkan Facebook Cafe di Jakarta dan Bandung.
“Ini adalah untuk meningkatkan kesadaran menjaga privasi di platform kita. Bagaimana menjaga keamanan akun agar terhindar dari misinformasi,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu, (12/8).
“Yang memiliki kontrol keamanan akun adalah pengguna sendiri. Mereka harus teliti dan cermat sebelum membagikan informasi dari sumber manapun. Baik membaca baik situs atau web, isi berita sama situs yang tidak kredibel, cek dulu kebenarannya jangan sampai informasi palsu dan bisa membahayakan orang lain,” tambahnya.
Sementara itu, Naufal yang membuat video animasi dengan karakter-karakter dari orang terdekatnya seperti Cute Girl yang merupakan adiknya, Abah yang juga disulih suara oleh ayah Naufal menyebut dalam pembuatan video ini di antaranya ia terinspirasi dari peristiwa kesehariannya.
“Saya sih pantau sosmed orangtua. Zaman sekarang kan sepertinya orangtua itu selalu cemas kalau melihat pemberitaan, jadi ya ikut memantau mereka. Bikin video kampanye ini ya seperti kehidupan sehari-hari aja,” kata Naufal dalam kesempatan yang sama dengan Karissa.
Facebook memiliki 35 ribu pengulas konten yang bekerja 24/7 untuk melihat kiriman yang tidak sesuai kebijakan mereka. Dalam tindakannya, Facebook tidak selalu takedown konten tersebut.
“Ada tindakan lain, seperti mengurangi distribusinya. Konten tidak akan muncul di news feed paling atas, tetapi akan ditaruh paling bawah. Ketika pengguna kami melihat konten yang berpotensi misinformasi juga menginfokan pada kami. Atau atau tombol informasi yang juga melabeli konten tersebut misinformasi. Kami ingin semua pengguna lebih bijak dalam menggunakan sosmed,” kata Karissa. Ia juga menyebutkan, dari pengulas konten tersebut terdapat gabungan antara machine learning dan secara manual. Kampanye kali ini, ialah lebih difokuskan pada konten-konten yang berhubungan dengan informasi mengenai covid-19.
Selain menghapus dan mengurangi distribusi, Facebook juga menggunakan upaya lain, bermitra dengan pihak ketiga sebagai pemeriksa fakta. Menurut perusahaan itu, hal ini ditujukan untuk menelaah dan menilai akurasi artikel dan unggahan di Facebook.
Para pemeriksa data merupakan badan yang independen dan bersertifikasi melalui non-partisan International Fact Checking Network. Mereka bertugas memberikan pemeringkatan pada suatu berita palsu, yang berdampak pada pemberian posisi yang rendah pada News Feed. Facebook mengklaim, rata-rata hal ini membantu mengurangi pengguna untuk melihat unggahan tersebut hingga lebih dari 80%. (M-2)
Facebook, baru-baru ini, mengumumkan visi menuju era baru yang berfokus pada pembangunan media sosial generasi berikutnya bagi pengguna dewasa muda.
Aplikasi pesan instan lansiran Meta WhatsApp sedang menguji fitur baru yang akan mempermudah pengguna untuk mengirimkan foto ke pengguna lain.
Meta akan mencabut pembatasan yang diberlakukan pada akun Facebook dan Instagram mantan Presiden Donald Trump, menjelang Konvensi Nasional Republik.
kuasa hukum Pegi Setiawan, tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon melaporkan penyidik Polda Jawa Barat (Jabar) ke Propam Polri.
Pelaku berinisial M sengaja membuat akun dengan nama Icha Shakila untuk menjebak para korban.
Polisi akan memeriksa wanita berinisial S selaku pemilik akun Facebook Icha Shakila.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved