Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT Pasifik Satelit Nusantara, perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia, sukses meluncurkan Satelit Nusantara Tiga atau yang juga disebut Satelit Republik Indonesia (SATRIA) ke orbit dengan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Ahad (18/6) waktu setempat atau Senin (19/6) waktu Indonesia.
Satelit dengan total kapasitas transmisi 150 Gbps, yang merupakan terbesar di Asia dan nomor lima di dunia, ini akan menciptakan pemerataan akses internet di Indonesia.
Peluncuran Satelit SATRIA disaksikan langsung para pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam Proyek Strategis Nasional ini, yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Satelit ini akan menempati slot orbit 146 derajat Bujur Timur (BT) dan ditujukan bagi layanan publik yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Baca juga : Satelit Satria-1 Berhasil Diluncurkan, Transformasi Digital Segera Terwujud
Komisaris Utama PSN Grup Sofyan Djalil mengatakan, keberhasilan peluncuran Satelit SATRIA menjadi pencapaian gemilang bagi Pemerintah Indonesia. Kehadiran satelit multifungsi ini akan memperkuat infrastruktur teknologi, informasi, dan komunikasi, sehingga berperan penting dalam menghapus kesenjangan akses internet di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Dengan terciptanya pemerataan konektivitas maka akan mempercepat realisasi transformasi digital di Indonesia.
Baca juga : SpaceX Luncurkan Satelit Komunikasi Satria-1 Indonesia
“Kami mengucapkan selamat dan sukses atas keberhasilan peluncuran Satelit SATRIA. Berkat kerja keras serta kolaborasi antara PSN bersama Pemerintah Indonesia, Kemenkominfo, Thales Alenia Space, dan SpaceX, Satelit SATRIA berhasil diluncurkan menuju orbit geostasioner dan diharapkan dapat menjadi salah satu tulang punggung infrastruktur dalam menjembatani kesenjangan digital di nusantara,” kata Sofyan dalam keterangan resminya.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso menambahkan keberhasilan peluncuran Satelit SATRIA baru merupakan tahap awal dari rangkaian menuju layanan internet untuk daerah pelosok.
Tahap selanjutnya adalah memastikan satelit bisa beroperasi dengan baik sehingga mendukung pemerintah dalam memberikan layanan internet yang maksimal bagi masyarakat Indonesia.
"PT Pasifik Satelit Nusantara memiliki tanggung jawab dan amanah yang sangat besar bagi masyarakat dan negara. Tanggung jawab dan amanah ini perlu kami pertanggungjawabkan dengan kerja keras untuk memberikan yang terbaik sehingga benar-benar bermanfaat untuk masyarakat dan negara,” kata Adi.
Satelit SATRIA merupakan satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-band. Berkat penerapan VHTS dan frekuensi Ka-Band yang turut diperkuat dengan 116 Spot Beam, satelit berbobot 4,6 ton ini diharapkan mampu memberikan layanan sambungan internet lebih cepat dan jangkauan lebih luas selama 15 tahun.
Direktur Operasional Jaringan PSN sekaligus Wakil Project Director PT Satelit Nusantara Tiga, Heru Dwikartono, menjelaskan setelah peluncuran, Satelit SATRIA membutuhkan waktu 145-151 hari proses orbit raising untuk sampai dan menempati slot orbit 146 derajat BT, tepat di atas Papua, Indonesia.
Heru memastikan PSN akan terus melakukan pemantauan terhadap satelit melalui Stasiun Pengendali Satelit Utama (Primary Satellite Control) dan Pusat Operasi Jaringan (Network Operation Center) yang berada di Cikarang, Jawa Barat bersama perusahaan manufaktur antariksa Prancis, Thales Alenia Space (TAS), di Cannes.
Beberapa hari setelah peluncuran, Satelit SATRIA menjalani Platform in Orbit Test yang hasilnya adalah satelit dalam kondisi nominal. Ketika sudah mencapai orbit nanti,
PSN akan melakukan Payload In-Orbit Test untuk memastikan seluruh perangkat satelit berfungsi dengan normal pasca peluncuran dan proses orbit raising. Tahapan ini diperkirakan membutuhkan waktu tiga minggu.
Selanjutnya akan dilakukan End to End System Test yang merupakan pengujian terakhir bahwa Satelit SATRIA beserta infrastruktur ruas bumi pendukung lainnya (ground segment), seperti 11 stasiun bumi dan jaringan komunikasi telah diuji serta berfungsi dengan baik.
Satelit SATRIA selanjutnya akan digunakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) untuk memberikan layanan internet di seluruh Indonesia.
“PSN secara keseluruhan menyediakan satelit beserta infrastruktur pendukung dan sistem komunikasi yang diperkirakan selesai dalam kondisi ready for service pada bulan Desember dan siap untuk memberikan layanan jaringan satelit kepada BAKTI Kominfo. Kami juga berkewajiban untuk mengoperasikan Satelit SATRIA selama 15 tahun yang akan dilakukan oleh anak usaha PSN, PT Satelit Nusantara Tiga,” kata Heru.
Satelit SATRIA mulai diproduksi oleh TAS dari September 2020 hingga Mei 2023. Satelit dengan tinggi 6,5 meter ini menerapkan teknologi electric propulsion yang memanfaatkan pendorong elektrik untuk pergerakan sehingga dapat memperpanjang usia pakai satelit.
Selain berkolaborasi dengan TAS dan SpaceX, PSN juga menjalin kerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE), Kratos Defense, dan Hughes Network Systems (HNS) dalam proyek prestisius ini.
Dalam kolaborasi ini, NWIEE membangun antena yang digunakan pada 11 stasiun bumi. Sementara Kratos Defense menyiapkan perangkat Carriers Spectrum Monitoring (CSM) Satelit SATRIA serta Monitoring & Control (M&C) untuk memonitor serta mengontrol perangat radio frequency di 11 stasiun bumi. Adapun Hughes Network menyediakan IP Processing Hub untuk Satelit SATRIA.
“Kami percaya Satelit SATRIA adalah solusi tepat untuk percepatan penyediaan layanan internet di seluruh nusantara. Dengan kehadiran Satelit SATRIA, kami berharap seluruh masyarakat Indonesia memperoleh kesempatan dan hak yang sama dalam mengakses layanan internet,” tutup Heru. (RO/Z-5)
Mitratel siapkan menara multi-fungsi di angkasa untuk menyediakan layanan konektivitas seluler 5G langsung ke perangkat dengan latensi rendah di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.
Jika kamu mencari ponsel dengan harga terjangkau namun memiliki performa yang mumpuni, berikut rekomendasinya.
Harganya yang pas di kantong membuat HP ini selalu manjadi incaran. Selain itu dengan jaringan 5G membuat penggunanya juga bisa berselancar di internet dengan cepat dan leluasa anti lag.
Hanya 6% jaringan Wi-Fi gratis di Paris yang menggunakan protokol keamanan WPA3 terbaru.
Judi online telah menjadi masalah yang semakin meresahkan, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat berselancar internet tanpa harus takut kehabisan kuota.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berkomitmen memperkuat keamanan siber dari Neraca Sumber Daya Laut Indonesia atau Ocean Accounting Indonesia (OAI)
PENERIMAAN Peserta Didik Baru (PPDB) pada 2024 di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, akan menggunakan teknologi satelit untuk mengecek jarak antara rumah ke sekolah siswa.
Asteroid Apophis adalah salah satu asteroid yang paling banyak mendapat perhatian dari komunitas astronomi sejak ditemukan pada tahun 2004
Menkominfo Budi Arie Setiadi di Jenewa secara khusus diterima Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU), Doreen Bogdan-Martin.
Bagi wilayah yang belum terjangkau internet kabel optik, layanan internet berbasis satelit ini bisa menjadi pilihan.
Satelit merupakan objek yang mengorbit planet dan terbagi menjadi dua jenis yaitu, satelit alami dan satelit buatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved