Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Go-Jek Berusaha Masuk Filipina dan Malaysia

Cahyandaru Kuncorojati
24/1/2019 18:34
Go-Jek Berusaha Masuk Filipina dan Malaysia
(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

GO-JEK terus berekspansi. Setelah sukses di Singapura, Vietnam, dan Thailand, perusahaan ini diketahui tengah berusaha hadir di Malaysia dan Filipina. Sayangnya, di kedua negara itu, Go-Jek boleh dibilang tengah mendapat penolakan dari pemerintah setempat.

Dari dua negara tersebut, Filipina tampaknya menjadi target utama Go-Jek. Sejak Uber melepas bisnis di Asia Tenggara, perusahaan tersebut melebur ke Grab dan pemerintah Filipina tidak ingin ada monopoli di layanan transportasi online.

Dalam acara diskusi Indonesia PE-VC Summit 2019, Co-fouder Go-Jek, Kevin Aluwi sempat ditanya mengenai hal ini. Secara eksplisit, dia menunjukkan ambisi Go-Jek untuk segera bisa berkompetisi di Filipina.

"Saat ini, kami tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah setempat dan harapannya segera bisa berbisnis di sana. Filipina adalah pasar yang penting dan kami terus mencari solusi agar Go-Jek bisa hadir," jelas Aluwi.

Baca juga: Gojek Lakukan Ekspansi Bisnis di Vietnam dan Thailand

Seperti diketahui, Go-Jek lewat anak perusahaan bernama Velox Technology Philippines Inc. ditolak regulator Filipina. Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) menolak karena anak perusahaan tersebut sepenuhnya milik Go-Jek, yang merupakan perusahaan asing. Sementara di beberapa industri, pemerintah Filipina membatasi kepemilikan asing hingga 40%.

Aluwi juga sempat ditanya mengenai kehadiran Go-Jek yang ditolak Malaysia pada tahun lalu. Saat itu, pemerintah Malaysia menolak Go-Jek karena transportasi beroda dua dianggap berbahaya. Pemerintah Malaysia mengutip fakta tingginya angka kecelakakaan melibatkan kendaraan roda dua di Malaysia.

"Kami mempertimbangkan solusi lain. Setiap negara tentunya punya kebijakan berbeda, jadi kita harus menyediakan layanan yang sesuai dengan kebijakan termasuk pasarnya," tutur Aluwi. Dia menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan Go-Jek akan hadir di Malaysia lewat jenis layanan selain transportasi roda dua mengingat Go-jek memiliki cukup banyak layanan.

Cara ini dinilai cukup masuk akal, melihat ekspansi Go-Jek dengan nama Gojek di Singapura dan Grab yang diizinkan beroperasi di Malaysia. Keduanya tidak menghadirkan layanan transportasi roda dua karena jumlah kendaraan roda dua di Singapura terus berkurang. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya