Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBAGAI wilayah kepulauan, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki akses lebih terbuka dengan daerah lainnya. Tak heran jika awal masuknya Islam di Sulawesi Tenggara sangat dipengaruhi Kesultanan Ternate pada abad ke-16 silam.
Menurut Abdul Alim, seorang dosen arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, sejarah masuknya Islam di Sultra diawali dari Kepulauan Buton pada 1550 Masehi dan sejak awal abad ke-17 Islam menjadi sendi kehidupan di Kerajaan Buton.
"Menurut sejarah bahwa Buton menjadi sentral dan tersebarnya agama Islam di Sultra. Setelah abad 16-17 Islam melebar di jazirah Buton dan Muna, akhir abad 18 bergeser ke Konawe Selatan yang dulu disebut Tinanggea dan Konawe Kepulauan yang dulu disebut Wawonii dan sampai ke Kolaka Utara," ungkapnya.
Di tiga tempat itu menjadi pusat pendidikan agama Islam. Kala itu di Buton ada istana yang disebut Keraton Buton yang juga pusat agama Islam. Pada zaman Kesultanan Buton, agama Islam menyebar melalui Sultan Muh Idrus (1824-1851) yang membuat buku soal Islam dan mengajarkannya hingga ke masyarakat bawah.
Di awal masuknya Islam di Sultra melalui pintu Pulau Buton dari Kesultanan Ternate. Setelah itu beberapa daerah terpangruh, misalnya di Konawe Rajanya Lakidende terpengaruh dari Pulau Wawonii.
"Pada abad ke-19 Islam menjadi kebutuhan masyarakat, bahkan bukan hanya Kesultanan Ternate yang menyebarkan Islam di Sultra, ada beberapa wilayah penyebaran Islam masuk dari pengaruh Kerajaan Luwuk dari Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Itu disebabkan di Sultra sebagai jalur pelayaran sehingga banyak pedagang Islam dari Sulawesi Selatan dan Ternate itu mulai berdagang sembari menyebarkan Islam hingga ke wilayah pelosok.
Kebutuhan keagamaan itulah yang berhasil masuk dan diterima masyarakat, bahkan pemuda mulai merantau ke dua daerah itu untuk belajar agama yang lebih dalam lagi.
"Kesimpulannya, islamisasi zaman dulu melalui dua pintu besar dan para pedagang. Akses laut memberikan efek yang besar. Akan tetapi, dari catatan sejarah, pengaruh Islam Jawa, khususnya kerajaan Demak, sangat kecil kemungkinan. Yang pasti Kesultanan Ternate dan Kerajaan Luwuk itulah yang sangat berpengaruh terhadap islamisasi di Bumi Anoa ini," tandas Alim.
Hal serupa diungkapkan Sekda Sultra, Asrun Lio. Di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi, tidak semua wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri atau otonom berstatus sebagai kesultanan. Demikian pula dengan daerah-daerah yang telah masuk Islam didapati pula daerah yang masih mempertahankan status ketatanegaraannya dengan penyebutan kerajaan. (RR/H-1)
Beberapa diantaranya adalah kue kacang, kue nastar, putri salju dan kue keju. Lalu yang paling favorit saat lebaran adalah kue nastar.
Cara membayar zakat fitrah biasanya dihitung dari besaran makanan yang kita konsumsi sehari hari. Biasanya zakat fitrah dibayar saat akhir bulan puasa Ramadan.
Kali ini kita belajar dua doa ziarah kubur yang diajarkan para ulama. Berikut penjelasannya.
Bersihkan menggunakan jari, mulai dari ketiak, sela-sela rambut, telinga, hidung, kemaluan hingga dubur.
Bila ibu hamil membayarnya dengan qadha maka dikhawatirkan berdampak ke kondisi kesehatan janinnya.
Para ulama salaf pun tidak main-main mengamalkan khatam Al-Qur'an pada bulan suci ini. Bagaimana mereka melakukan khatam Al-Qur'an pada Ramadan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved