Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tradisi-Tradisi Unik Ramadan di Kuwait

Lena Maryana Dubes LBBP RI untuk Kuwait
08/4/2023 06:00
Tradisi-Tradisi Unik Ramadan di Kuwait
Lena Maryana Dubes LBBP RI untuk Kuwait(MI/Duta)

KUWAIT ternyata memiliki tradisi-tradisi unik sebelum dan selama Ramadan yang diselenggarakan oleh warga negara modern dan makmur tersebut.

Tradisi itu misalnya graish, pesta tradisional pra-Ramadan saat anggota keluarga dan bahkan tetangga berkumpul. Di masa lalu, kaum perempuan akan mengambil semua bahan makanan dari lemari dan kemudian mengolahnya menjadi makanan untuk disantap bersama.

Di zaman sekarang, makanan biasanya dipesan dari restoran dan jumlah yang hadir pun lebih sedikit. Meski tidak semegah sebelumnya, graish terus berlanjut.

Lalu ada tradisi silaturahim antarwarga. Tempat untuk berkumpul ini disebut diwaniyah, terdiri atas beberapa kursi yang disusun melingkar berhadap-hadapan. Diwaniyah bisa terdapat di rumah, hotel, perkantoran, dan lainnya.

Diwaniyah telah menyatu menjadi inti budaya, sosial, dan politik Kuwait sejak lebih dari 250 tahun lalu. Tujuannya belum berubah, yakni membangun komunikasi yang cepat dan akrab, serta tanggap terhadap semua permasalahan sehari-hari bagi siapa pun yang berkepentingan.

Ada juga tradisi girgian di setiap tanggal 13, 14, dan 15 Ramadan. Pada momen ini anak-anak melakukan aksi 'trick or treat' untuk mengumpulkan permen dan kacang dari pintu ke pintu.

Menurut sejarawan dan astronom Kuwait Saleh Al-Ojairi, girgian berasal dari kata gargaa, mengacu pada suara dentang keras yang terdengar ketika pot yang terbuat dari logam dipukul.

Kini girgian telah dikomersialkan dan penganan sederhana zaman dulu diganti oleh cokelat gourmet dan kacang eksotis yang disimpan dalam tas serta kantong bermerek.

Di era modern ini, Kuwait juga masih menyulut meriam pertanda sudah tiba waktunya berbuka puasa. Ini berlangsung setiap hari di Istana Naif dan disiarkan langsung oleh stasiun televisi dan radio Kuwait. Penembakan meriam oleh tiga penjaga berseragam merah ini juga menarik perhatian warga.

Selain itu, kendati bukan tradisi sosial, salat Tahajud berjemaah selama sepuluh malam terakhir Ramadan dilaksanakan di sebagian besar masjid di Kuwait. Lebih dari 100 ribu jemaah biasanya hadir di masjid terbesar di Kuwait pada malam ke-27 Ramadan.

Masyarakat Indonesia di Kuwait juga aktif mengadakan kegiatan keagamaan yang diinisiasi oleh takmir Masjid Indonesia, seperti pengajian setiap menjelang buka puasa dan acara buka bersama. Hadir pula ustaz atau kiai dari Indonesia dengan izin Kementerian Agama Kuwait.

Ratusan WNI dan warga sekitar menyambut hari raya dengan melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan parkir Masjid Indonesia yang ada di wilayah Reggae. Setelah bersalaman dan bermaaf-maafan, masyarakat Indonesia dan seluruh jemaah yang hadir selanjutnya menikmati hidangan khas Tanah Air yang disiapkan oleh takmir masjid dan panitia perayaan Idul Fitri. Beberapa makanan khas Indonesia itu di antaranya bakso, siomai, dan masakan Padang termasuk rendang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah